Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Sejarahnya, Mengapa Singapura Tolak Nama Kapal Usman Harun

Aksi protes pemerintah Singapura atas pemberian nama kapal fregat Usman Harun oleh pemerintah Indonesia, membuka kembali sejarah masa lalu hubungan kedua negara.
KRI Usman Harun Bersandar dengan dua KRI lain/JIBI
KRI Usman Harun Bersandar dengan dua KRI lain/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Aksi protes pemerintah Singapura atas pemberian nama kapal fregat Usman Harun oleh pemerintah Indonesia, membuka kembali sejarah masa lalu hubungan kedua negara.

Nama Usman Harun berasal dari dua nama yakni Usman Mohammad Ali dan Harun Said. Keduanya adalah anggota Korps Komando Operasi yang kini dikenal dengan Korps Marinir yang diberangkatkan ke Singapura dengan menggunakan perahu karet. Tugasnya adalah menyabotase kepentingan-kepentingan Malaysia dan Singapura. Singapura saat itu masih menjadi bagian dari Federasi Malaya atau Malaysia.

Keberangkatan keduanya merupakan kelanjutan dari pembentukan sukarelawan untuk dikirim ke negara itu. Pasalnya, Indonesia khawatir Malaysia membentuk “negara boneka” yang pro-kolonial,  sehingga Presiden Sukarno waktu itu membentuk Komando Dwikora pada 3 Mei 1964 di Jakarta.

Beberapa pengeboman pun terjadi di negara itu, sebagaimana dikutip dari Wikipedia, Senin (10/2/2014) . Namun pada peristiwa pengeboman di gedung Hongkong and Shanghai Bank  yang terletak di Orchard Road, Singapura, sebanyak tiga orang meninggal dunia dan sedikitnya 33 orang lainnya cedera. Usman dan Harun pun tertangkap.

Pengadilan Singapura kemudian memutuskan keduanya dihukum gantung pada tahun 1968. Setelah mendapatkan penghormatan terakhir dari masyarakat Indonesia di KBRI pukul 14.00 jenazah keduanya diberangkatkan Tanah Air oleh TNI AU.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper