Bisnis.com, JOHANNESBURG— Gerakan serikat buruh Afrika Selatan yang menginisiasi pemogokan massal berpotensi mengguncang perekonomian negara tersebut.
Ketua Badan Perencanaan Nasional Afsel Trevor Manuel mengatakan divisi di Association of Mineworkers and Construction Union (AMCU) dituding telah beraliansi dengan Confederation of South African Trade Unions untuk menciptakan kekacauan di serikat tenaga kerja.
Pasalnya, pemogokan massal itu melibatkan 70.000 pekerja di tiga produsen platinum terbesar di dunia yang mengakibatkan kelumpuhan perekonomian negara itu.
“Pemogokan tersebut telah merusak keseimbangan sektor industri. Yang kami [negara] butuhkan hanyalah tenaga kerja yang berfungsi secara efisien,” ungkapnya, Minggu (26/1/2014).
Gelombang pemogokan yang dilakukan oleh anggota AMCU di Anglo American Platinum Ltd., Impala Platinum Ltd., dan Lonmin Plc telah memasuki hari keempat. AMCU menuntut upah minimum awal sebesar US$1.127 per bulan, dua kali lipat dari upah sebelumnya.
Meluasnya tuntutan penaikan upah minimum oleh para buruh makin menekan defisit transaksi berjalan yang mencapai 6,8% dari produk domestik bruto (PDB) pada kurun Juli-September 2013. Mata uang rand Arika Selatan juga melemah 0,9% menjadi 11,087 terhadap dolar AS.
Afrika Selatan bergantung pada ekspor logam yang berkontribusi lebih dari separuh devisa negara ini. Negara ini juga merupakan produsen terbesar platinum ini yang digunakan untuk perhiasan dan catalytic converters, serta penghasil emas terbesar keenam didunia.