Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

kabupaten Sarolangun Defisit Beras 7.000 Ton/Tahun

Kabupaten Sarolangun, Jambi, hingga kini masih kekurangan beras hingga 7.000 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun, Sakwan ketika dikonfirmasi Senin mengakui adanya kekurangan tersebut.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAMBI - Kabupaten Sarolangun, Jambi, hingga kini masih kekurangan beras hingga 7.000 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun, Sakwan ketika dikonfirmasi Senin mengakui adanya kekurangan tersebut.

Dia menjelaskan kelangkaan beras di Sarolangun disebabkan oleh terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk bercocok tanam, penggunaan bibit lokal, minimnya penggunaan tekhnologi pertanian oleh petani serta semakin meningkatnya kebutuhan beras di Sarolangun yang dikonsumsi masyarakat.

"Alih fungsi lahan menjadi salah satu faktor utama kekurangan beras," ujarnya. Sakwan menjelaskan, Kabupaten Sarolangun memiliki lahan pertanian sekitar 9.000 Ha namun akibat alih fungsi lahan maka baru tergarap sekitar 5.000 Ha.

Tak hanya itu, masih adanya petani yang menggunakan bibit lokal tak berlabel turut mempengaruhi kelangkaan beras ini.

Ia mengatakan Distan Sarolangun telah melakukan sejumlah langkah guna mengantisipasi kekurangan beras ini, di antaranya pemberian kesadaran kepada petani agar tidak melakukan alih fungsi lahan melalui pendampingan dari penyuluh pertanian.

Selain itu, menambah alat dan mesin olah pertanian, memperkuat kelompok petani dan pemberian pendampingan dalam pembelajaran teknologi pertanian. "Kita juga menggiatkan proses pemupukan berimbang. Artinya, saat petani bercocok tanam langsung memberikan pupuk urea, TSP dan lainnya," kata Sakwan.

Secara garis besar dalam satu hektare sawah bila petani menggunakan bibit unggul berlabel maka mampu menghasilkan sekitar 6-7 ton beras per tahun. "Jika memakai bibit unggul maka bisa 6-7 ton per tahun. Bandingkan bedanya dengan menggunakan bibit lokal yang hanya menghasilkan 3-4 ton per tahun," tuturnya.

Sakwan menegaskan, Distan Sarolangun menargetkan dapat meningkatkan hasil pertanian padi di Sarolangun sekitar 7% untuk tahun 2014 ini. Untuk itu ia mengimbau agar para penyuluh pertanian terus aktif mengajak masyarakat untuk menanam padi serta tidak malas turun ke lapangan untuk memberikan pendampingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper