Bisnis.com, DHAKA- Sekelompok massa membakar 60 tempat pemungutan suara di hampir dua puluh kabupaten di Bangladesh, sebagai bentuk penolakan kelompok oposisi terhadap pelaksanaan Pemilu.
Peristiwa yang terjadi tepat sehari menjelang pemilu ini dimotori oleh Partai Nasional Bangladesh yang menyatakan akan memboikot proses pemungutan suara yang akan digelar Minggu (5/1/2014).
Akibat kekerasan di Bangladesh dalam pekan-pekan terakhir menjelang pemilu, sebanyak 100 orang tewas. Puluhan pendukung barisan oposisi tewas akibat bentrokan dengan aparat kepolisian. Warga sipil juga menjadi korban tewas setelah bis yang mereka tumpangi dibakar massa oposisi.
Kelompok oposisi mengatakan, pemilu yang digelar pemerintah merupakan skandal. Pihak oposisi juga menuntut agar pemilu diawasi oleh tim independen, seperti yang digelar pada tahun-tahun sebelumnya.
Namun, tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah Bangladesh. Seorang pimpinan daerah di wilayah Chittagong mengatakan, walaupun ada kerusuhan, "pemilu tetap akan digelar. Kami sudah memindahkan TPS yang dibakar massa ke tempat yang lain," kata Mohammad Abdullah kepada kantor berita AFP .
Seperti diketahui, aksi mogok ini merupakan lanjutan dari serangkaian protes yang digelar kelompok oposisi dan sekutunya, termasuk partai Islam Jamaah Islam yang telah melakukan aksi memblokade jalan, kereta api serta penutupan toko, sekolah dan kantor.