Bisnis.com--Hasil riset di sosial media yang dilakukan Prapancha Research pada periode 1 Januari 2013 - 27 Desember 2013 menempatkan Joko Widodo atau Jokowi menjadi capres terpopuler sepanjang 2013.
Peneliti Prapancha Research Muhammad R. Nirasma di kampus Universitas Indonesia (UI), Jumat, mengatakan melalui pantauan di sosial media sepanjang 2013 terhadap perbincangan jejaring sosial perihal capres, memperlihatkan meski perbincangan sebagian capres (Prabowo, Megawati, Ical, Wiranto) digabungkan, jumlahnya hanya 16% (1.300.000 perbincangan) dibandingkan dengan Jokowi sendiri yang mencapai 84% (6.900.000 perbincangan).
Ia mengatakan berdasarkan temuan ini, diprediksi bila Jokowi maju sebagai capres dan tak ada peristiwa besar berarti yang mengganggu reputasinya, Jokowi diprediksi akan memperoleh suara terbanyak.
Menurutnya, dari pantauannya melalui Forum dan Blog, kecenderungan publik untuk membicarakan suatu parpol tidak diikuti kecenderungan untuk memilih parpol tersebut.
Nirasma menjelaskan pada sampel tokoh, kecenderungan publik untuk membicarakan seorang tokoh berkorelasi positif dengan kecenderungan mereka untuk memilih tokoh tersebut. Kecenderungan publik untuk memilih tokoh dalam Pemilu 2014 lebih besar ketimbang kecenderungan mereka untuk memilih parpol.
"Sebagai contoh, Partai Golkar dibicarakan sebanyak 1.470 perbincangan, namun tidak ada perbincangan untuk memilih Golkar. Sedangkan perbincangan tentang PDIP berjumlah 1.006 perbincangan yang diikuti hanya 34 perbincangan tentang memilih PDIP," paparnya.
Adapun sampel tokoh melalui Jokowi, diperbincangkan 15.800 kali dengan perbincangan untuk memilih Jokowi sebesar 8.700 perbincangan.
Tokoh lain yang diriset oleh PR ialah Dahlan Iskan yang dibicarakan sebanyak 1.430, namun hanya 600 perbincangan tentang keinginan untuk memilih Dahlan.
Begitu juga dengan Anis Baswedan yang dibicarakan sebanyak 202 kali, hanya 43 perbincangan tentang akan memilih Anis Baswedan. (Antara)