Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Dimanfaatkan atau Memanfaatkan Megawati?

Strategi penetapan calon presiden yang diputuskan setelah pemilu legislatif 9 April 2014 akan menempatkan Joko Widodo (Jokowi) dalam posisi yang sulit untuk dimajukan sebagai capres oleh PDI Perjuangan.
/Antara
/Antara

Bisnis.com, DEPOK--Strategi penetapan calon presiden yang diputuskan setelah pemilu legislatif 9 April 2014 akan menempatkan Joko Widodo (Jokowi) dalam posisi yang sulit untuk dimajukan sebagai capres oleh PDI Perjuangan.

"Strategi penetapan capres diputuskan setelah pemilu legislatif membuat kans Jokowi menjadi berat untuk dimajukan sebagai presiden oleh PDI Perjuangan apa bila menembus threshold 20%,"  kata salah satu deklarator Manifesto Kader dan Simpatisan PDIP  Pro Jokowi (Projo) Fahmi Alhabsyi, Rabu (1/1/2013) seperti dikutip Antara.

Padahal, menurutnya,  dukungan dan desakan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri segera mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden 2014 sebelum pemilihan legislatif terus menguat di kalangan kader, simpatisan PDIP dan masyarakat luas.

Salah satu inisiator jaringan pemantau pemilu UNFREL 1999 ini menengarai upaya Megawati membawa Jokowi berkeliling pada berbagai acara bersama dapat dipahami sebagai upaya ‘memanfaatkan’  Jokowi untuk vote getter (pendulang suara) agar PDIP menembus ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 20%.

Dengan demikian, lanjutnya, PDIP dapat mencalonkan paket capres-wapres sendiri, namun hal itu tidak menjamin bahwa Jokowi akan benar-benar dicalonkan sebagai presiden pascapemilu legislatif 9 April 2014.

"Ini berimbas pada perolehan kursi karena masyarakat akan mengambil posisi wait & see  pada pileg 9 April," paparnya.

Fahmi menambahkan strategi  'mengayun dan mengambang'  untuk menunda penetapan calon presiden dari PDIP setelah pemilu legislatif 9 April 2014 menimbulkan spekulasi di publik bahwa Megawati  masih berkeinginan maju sebagai calon Presiden 2014.

MENDIDIK KADER

Tapi,  Megawati sebelumnya mengutarakan dia mengajak Jokowi mendampinginya dalam berbagai acara karena merupakan strategi PDIP dalam mendidik kader.

"Dalam kaderisasi kami selalu melakukan itu, agar bukan hanya selalu dari legislatif saja. Dulu yang dieksekutif kan selalu susah untuk diperkenalkan. Strategi ini  juga untuk memperluas wacana mereka dalam memimpin," paparnya (Bisnis.com, 28/12/2013)

Bagaimana sebenarnya ‘peta’ di internal PDIP?

Hasil survei Charta Politika menyebutkan Jokowi lebih diharapkan oleh internal PDIP  untuk menjadi calon presiden dibandingkan dengan Ketua Umum Megawati

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkapkan jika  di cross tab konstituen PDIP yang memilih Jokowi sebagai capres mencapai 67,2%.

“Hanya 10,6% konstituen PDIP yang memilih Megawati jika menjadi capres," jelasnya.

Hasil survei pun menunjukkan bila Jokowi maju hanya sebagai cawapres berpasangan dengan Megawati, perolehan suaranya akan turun menjadi 23,3%.

Charta Politika melakukan survei opini publik skala nasional pada 28 November-6 Desember 2013 melalui wawancara tatap muka (face to face interview).

Saat survei dilakukan PDIP berhasil menempati posisi teratas dengan angka elektabilitas sebesar 15,8%, Partai Golkar di posisi kedua dengan 12,6%,  lalu Partai Gerindra di peringkat ketiga dengan 7,8%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper