Bisnis.com, SEMARANG - Tingkat hunian kamar sejumlah hotel di Kota Semarang pada libur akhir tahun terpantau stabil dengan rerata okupansi 70%.
Ketua PHRI Jawa Tengah Heru Isnawan menilai okupansi hotel pada libur pergantian tahun tidak menunjukkan peningkatan signifikan namun cenderung merata di semua kelas hunian.
"Masih stabil saja, okupansinya 70% dibanding rata-rata normal harian 60%. Semarang banyak hotel dan penginapan dan merata di sejumlah hotel," katanya hari ini, Senin (30/12/2013).
Assisten Manager Marketing Communication Best Western Star Semarang, Denish Ardhaneswara tak memungkiri rendahnya tingkat hunian di libur akhir tahun. Menurutnya, hal itu karena munculnya sejumlah hotel baru yang bisa menjadi alternatif.
"Hotel baru pengaruhi okupansi, apalagi Semarang hanya sebagai kota MICE saja, belum termasuk bagian salah satu destinasi pariwisata," katanya.
Kenaikan okupansi di Best Western mulai 26-29 Desember 2013 dengan catatan seluruh kamar penuh, sedangkan untuk 30-31 Desember 2013, okupansi masih 65%.
Kondisi serupa terjadi di Dafam Hotel Semarang. Public Relation (PR) Executive Dafam Hotel Semarang, Namira Fanessa menuturkan saat Natal rerata okupansi 24-25
Desember 2013 mencapai 80% sedangkan 30-31 Desember 2013 masih 60%.
"Secara umum, rata-rata okupansi Dafam Hotel Semarang 70%, target okupansi di tahun 2013 ini sudah tercapai. Pada 2014 targetnya 75%," ujarnya.
Sementara, data tingkat hunian kamar hotel di Jateng sesuai data BPS terlihat rendah dengan rerata bulanan hanya 49% selama 2013 dipengaruhi menjamurnya sejumlah hunian baru. Angka itu mengalami penurunan dari 2012 dimana okupansi di atas 50%.