Bisnis.com, MEDAN - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono atau akrab disapa Ibas berang dengan tudingan yang dialamatkan kepadanya oleh Yulianis.
Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis menuding Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menerima pemberian uang dari Nazaruddin untuk keperluan Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010.
Ibas menegaskan kembali tidak mengetahui tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
"Saya berulangkali menegaskan bahwa tudingan yang diarahkan ke saya sangat tidak berdasar. Saya tidak pernah menerima sejumlah uang yang disebut-sebut selama ini," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12/2013).
Ibas menambahkan bahwa dirinya sangat dirugikan dengan informasi yang beredar selama ini. "Tentu hal ini sangat mengganggu dan merugikan nama baik saya," tambah Ibas yang telah melaporkan Yulianis ke Polda Metro terkait kasus pencemaran nama baik Maret 2013 lalu.
Di tempat terpisah, Juru Bicara Partai Demokrat Rachland Nashidik meragukan pernyataan Yulianis yang menyebutkan Ibas menerima sejumlah uang.
"Yulianis tidak pernah menyerahkan uang kepada Edhie Baskoro, melainkan seperti pengakuannya sendiri, uang itu diserahkan kepada Nazarudin. Selebihnya, dia tidak mengetahui apa-apa karena ia tidak pernah menjadi bagian dari fakta apapun yang memberinya dasar untuk membangun opini bahwa Edhie Baskoro melakukan kejahatan," paparnya.
Menurut Rachland, pernyataan Yulianis bisa disebut sebagai "testimonium de auditu", yakni pernyataan yang diragukan kebenarannya karena hanya berdasar rekaan atau opini. Pernyataan demikian akan dikesampingkan oleh hakim karena tidak memiliki bobot sebagai alat bukti.
Dia menilai publik perlu berhati-hati karena tuduhan Yulianis kemungkinan besar adalah bagian dari suatu parade persekongkolan untuk mendiskreditkan KPK. Tujuan akhir dari persekongkolan ini adalah melindungi pihak tertentu yang telah ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka.
Menurut dia, caranya adalah dengan menciptakan opini keliru, seolah KPK bekerja atas dasar suatu seleksi yang ditetapkan oleh kekuasaan politik. Fungsinya adalah mengembangkan opini bahwa si tersangka semata-mata adalah korban dari suatu operasi kekuasaan.
Hal senada juga disampaikan Didik Mukrianto Ketua DPP Partai Demokrat. Dia menegaskan pernyataan tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa ada rekayasa dan kebohongan yang diucapkan oleh Yulianis.
"Kan berarti Yulianis hanya melihat catatan keuangan bahwa ada 200 ribu dollar AS yang ditujukan untuk Ibas, tapi Yulianis kan berikan uang tersebut melalui Nazarudin. Uang itu ada atau tidak? Sampai atau tidak ke tangan Ibas? Kita tidak tahu, mungkin saja ini hanya khayalan dari Yulianis, atau memang ada yang sengaja nyuruh dia ngomong itu," kata dia.
Dia menambahkan, uang US$200.000 yang diberikannya ke Nazarudin itu pun bukanlah uang Grup Permai yang terkait dengan kasus Hambalang.
"Yulianis kan hanya bilang kalau duit yang ada di catatannya itu berasal dari proyek bermasalah, proyek yang mana kita tidak tahu? Jelas bukan Hambalang, kalau pun bermasalah kan perlu penyidikan lebih lanjut, tidak hanya sekedar lembar statement ke media seperti ini," jelasnya.