Bisnis.com, JAKARTA - Hampir semua orang tahu soal Dubai, kota dengan penuh kekayaan. Dubai merupakan salah satu kota di Uni Emirat Arab dan identik dengan minyak.
Seperti dikutip dari The Richest, banyak orang berfikir bahwa Dubai menjadi kaya karena berada di sekitar teluk yang kaya akan minyak, tetapi paling utama sekitar US$100 miliar pendapatan kota itu datang dari daerah kaya seperti real estate, industri penerbangan, dan olah raga.
Minyak hanya 7% dari total pendapatan, sedangkan sisanya berasal dari investasi alat berat di industri dan lahan. Dubai menganut sistem barat agar tidak fokus pada minyak, tetapi mulai mengembangkan properti.
Beberapa pembangunan properti itu seperti Burj Khalifa yang dibangun oleh Emaar properties, Dubai Marina, Jumeirah Village dan Burj Al-Arab, hotel termahal di dunia dan proyek lain yang akan segera datang di wilayah itu.
Burj Khalifa yang dibangun dengan biaya US$1,5 miliar, sampai saat ini, gedung tertinggi di bumi dan ini secara signifikan meningkatkan pendapatan kota itu dari sektor pariwisata.
Kemudian Pulau Palm yang dibangun US$12,3 miliar juga mendorong kota itu naik ke level berikutnya. Saat ini, kota itu menghadapi masalah sejak 2008 ketika pertumbuhan domestik diprediksi mencapai US$82,11 miliar.
Selama krisis utang, para investor raksasa kehilangan banyak uang dan meninggalkan proyeknya yang belum kelar. Harga properti mulai jatuh dengan signifikan dan ribuan orang di kota itu mulai kehilangan pekerjaan.
Namun, perlahan-lahan Dubai mulai memperbaiki masalah tersebut. Lokasi kota itu yang strategis, dekat dengan Asia dan Eropa telah memastikan peluang bisnis yang prospektif untuk waktu yang lama di masa depan.