Bisnis.com, DENPASAR - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendatangkan ulama dari Timur Tengah untuk bisa memberikan pencerahan kepada para narapidana kasus terorisme agar tidak melakukan tindakan radikal lagi.
"Kami datangkan mereka [para ulama Timur Tengah] untuk memberikan koreksi terhadap paham yang salah kepada narapidana terorisme," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Esa Permadi ditemui dalam Sosialisasi Pencegahan Terorisme dan Hasil Penelitian Terorisme di Sanur, Kamis (12/12/2013).
Menurutnya, tiga ulama tersebut berasal dari Mesir dan Arab Saudi yang dahulunya merupakan mantan tokoh Jamaah Islamiyah.
"Paham aliran keras itu sudah dianggap salah karena Islam itu ramat bagi bumi," ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa selama mereka menjalani masa penahanan telah menulis 35 jenis buku yang berisi tentang pemahaman berkaitan dengan ideologi salah yang selama ini dianutnya.
"Lima di antaranya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia," ucapnya.
Para ulama tersebut akan melakukan safari ke sejumlah lembaga pemasyarakatan yang dihuni terpidana kasus terorisme.
Mereka diharapkan akan meluruskan dan memberi penjelasan pikiran radikal yang selama ini menjadi pemicu terjadinya berbagai tindakan teroris seperti peledakan bom.
Didatangkannya ulama dari Timur Tengah itu, lanjut Permadi, mengingat selama ini aliran Islam di Tanah Air mengacu kepada Arab Saudi.
Upaya tersebut, kata dia, merupakan salah satu bentuk pencegahan dalam bentuk deradikalisasi kepada kelompok-kelompok militan untuk merubah paradigma berpikir kelompok tersebut.
"Pelaksanaannya secara bertahap dan dilakukan secara sistematis dengan mengidentifikasi yang ditujukan bagi napi terorisme dan keluarganya," kata Permadi. (Antara)