Bisnis.com, MANHATTAN - Verizon Communications Inc. dan investornya sepakat berdamai mengakhiri perseteruan terkait rencana pembelian saham di Verizon Wireless, perusahaan hasil joint venture dengan Vodafone Group Plc.
Bloomberg melaporkan Kamis (12/12/2013), pada September 2013 Verizon telah menyampaikan keinginan mereka membeli saham Vodafone yang sebanyak 45% di Verizon Wireless. Namun, seorang investor Verizon bernama Natalie Gordon menolak hal ini.
Dia lantas menggugat Verizon di New York pada bulan yang sama. Gordon berupaya menghalangi akuisisi saham senilai US$130 miliar tersebut.
Kedua pihak akhirnya setuju berunding dan menghasilkan nota kesepahaman pada 6 Desember 2013. Tetapi, tidak diungkapkan secara detil klausul perdamaiannya. Kesepakatan ini mesti mendapat persetujuan dan pengesahan dari pengadilan.
Pihak Verizon, yang berbasis di New York, AS, sebelumnya sudah menjadwalkan pertemuan dengan pemegang saham pada 28 Januari 2014 untuk meminta persetujuan akuisisi. Perusahaan telekomunikasi ini bakal meminta restu seluruh investornya menyetujui penerbitan 1,28 miliar saham untuk menyelesaikan perjanjian kerja tersebut.
Mereka, seperti disebutkan dalam berkas pengadilan, berharap transaksi rampung pada akhir kuartal I/2014.
Aksi korporasi ini didorong prediksi meningkatnya permintaan layanan data nirkabel disebabkan kenaikan penggunaan smartphone dan komputer tablet di AS. Transaksi tersebut juga mengakhiri kerja sama 14 tahun dengan Vodafone dalam mengelola operator telekomunikasi terbesar dan paling menguntungkan di Negeri Paman Sam itu.
Untuk membantu pendanaan, Verizon mengeluarkan obligasi sebesar US$49 miliar, terbesar yang pernah mereka terbitkan.
Sementara, Vodafone yang berkantor pusat di Newbury, Inggris menyatakan bakal menggunakan dana dari penjualan saham untuk investasi di jaringan mereka sendiri.