Bisnis.com, MEDAN- Pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, membutuhkan terapi dari ahli psikologi.
Koordinator Pengungsi di Gereja Katolik Jalan Irian Kabanjahe Pastor Sesar Maujawa menyebutkan di gereja itu menampung sekitar 1.200 jiwa pengungsi dari berbagai desa.
Menurutnya, posko yang juga menampung warga muslim tersebut masih tetap membutuhkan bantuan, karena belum diketahui sampai kapan waktu pengungsian.
"Yang paling kami butuhkan saat ini adalah psikolog. Kemarin sempat ada tawaran dari Psikologi Universitas Sumatra Utara, tapi sepertinya belum cukup," kata dia, Jumat (6/11/2013).
Psikolog itu, sambungnya, dibutuhkan oleh pengungsi karena sebagian besar mereka bingung dengan kondisi yang tengah mereka hadapi. Terebih lagi jika memikirkan akhir masa erupsi tersebut, pengungsi kebingungan dalam menatap masa depan mereka.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, melaporkan berdasarkan rapat koordinasi penanganan erupsi Gunung Sinabung pada Kamis (5/12/2013) pukul 16.00 WIB, jumlah pengungsi mencapai 17.045 jiwa (5.541 KK). Mereka tersebar di 31 titik pengungsian.
Pengungsi berasal dari 2 desa di Kecamatan Payung, 3 desa dan 1 dusun di Kecamatan Simpang Empat, 9 desa dan 1 dusun di Kecamatan Namanteran, dan 5 desa di Kecamatan Tiga Nderket.
Menurutnya kondisi terakhir Gunung Sinabung terpantau kegempaan cenderung naik dan tekanan gas masih terjadi degan kedalaman tekanan mencai 3 Km.
Magma diperkirakan dekat dengan permukaan dan banyak terjadi lubang sehingga banyak abu vulkanik yang keluar. Aktivitas Gunung Sinabung masih berstatus 'Awas' dan direkomendasikan pada radius 5 km tetap menjadi zona berbahaya.
"Kebutuhan mendesak pengungsi saat ini antara lain peralatan dapur, tabung gas, transportasi anak sekolah, seragam sekolah, tikar, tangki air, dan penerangan pos pengungsian," ungkapnya.
Adapun personel yang disiagakan berjumlah 700 orang. Mereka terdiri dari petugas BNPB sebanyak 10 orang, BPBD Provinsi Sumut sebanyak 10 orang, Pemkab Karo sebanyak 25 orang, Provinsi Sumbar sebanyak 10 orang, Provinsi Jambi sebanyak 26 orang, Provinsi Riau sebanyak 10 orang.
Kemudian personel dari Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 3 orang, Kabupaten Pak Pak Barat sebanyak 3 orang, personel TNI sebanyak 328 orang, Polri sebanyak 125 orang, dan relawan 150 orang.
Peralatan yang telah dikerahkan antara lain mobil komando, rescue, mobil komunikasi, mobil toilet, mobil dapur umum, truk tangki air, dan tenda.
Dia menjelaskan kendala yang saat ini dihadapi antara lain ada beberapa koordinator pos pengungsi yang tidak hadir rapat evaluasi. Kemudian kekurangan transportasi bagi anak-anak pengungsi ke sekolah karena ada 2.743 siswa yang ikut mengungsi terdiri dari 1.860 siswa SD, 702 siswa SMP dan 181 siswa SMA.
"Kebutuhan air bersih, sanitasi, penerangan di pos pengungsian," paparnya.