Bisnis.com, PADANG - Inflasi Kota Padang pada November 2013 mencapai 0,39%, lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya 0,12%. Inflasi Padang terjadi akibat adanya kenaikan harga beberapa komoditas dalam sebulan terakhir.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Yomin Tofri mengatakan inflasi Padang disebabkan oleh terjadinya peningkatan harga pada enam kelompok pengeluaran.
Keenam kelompok tersebut, yakni kelompok bahan makanan yang meningkat sebesar 0,38%, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,74%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,64%, kesehatan 0,39%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09%, transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04%.
"Enam kelompok pengeluaran itu menjadi penyumbang terbesar inflasi Padang. Tetapi secara umum inflasi masih terkendali," katanya, Senin (2/12/2013).
Keenam kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi Padang masing-masing sebesar, kelompok bahan makanan 0,11%, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,14%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,11%, kesehatan 0,01%, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01%, dan transpor,
komunikasi dan jasa keuangan menyumbang 0,01%.
Beberapa harga komoditas pengeluaran yang mengalami kenaikan selama November diantaranya tarif listrik, ikan tongkol, lontong sayur, bawang merah, cabai merah, sate, rokok, pizza, petai, ikan gambolo,
dan lain-lain.
"Kenaikan harga komoditas itu mempengaruhi inflasi Padang. Sedangkan beberapa komoditas seperti telur ayam ras, daging ayam, teri, emas perhiasan, gula pasir, sawi dan wortel justru turun," ujarnya.