Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headlines Koran: Bayar Utang US$21 Miliar, Saratoga dan Djarum Berebut Mitratel

Rencana pembayaran cicilan pokok dan bunga utang luar negeri sebesar US$21,025 miliar menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Jumat (22/11/2013)

Bisnis.com, JAKARTA— Rencana pembayaran cicilan pokok dan bunga utang luar negeri sebesar US$21,025 miliar menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Jumat (22/11/2013) selain isu persaingan berebut saham PT Dayamitra Telekomunikasi dan proyeksi kinerja kredit konsumsi pada tahun depan yang melambat.

Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:

Bayar Utang US$21 Miliar
Rencana pembayaran cicilan pokok dan bunga utang luar negeri yang jatuh tempo pada Oktober-Desember 2013 mencapai US$21,025 miliar. Kebutuhan dolar AS untuk pembayaran itu dikhawatirkan memberi tambahan tekanan terhadap rupiah (KOMPAS).

Saratoga dan Djarum Berebut Mitratel
Persaingan berebut saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), pengelola menara telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mengerucut pada dua perusahaan kakap. Yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Persaingan ini kian menarik karena dua perusahaan yang bertarung di balik dua perusahaan itu adalah dua konglomerasi besar, yakni Saratoga Group dan Grup Djarum (KONTAN).

94% Masyarakat Belum Melek Pasar Modal
Sekitar 95% masyarakat Indonesia belum melek pasar modal atau hanya 6% yang paham dengan baik soal pasar modal. Itulah sebabnya jumlah investor yang tercatat memiliki subrekening efek di Kustodian  Sentral Efek Indonesia hanya sekitar 400 ribu dan lamban berkembang (INVESTOR DAILY).   

Bank Tahan Laju Kredit Konsumsi
Sejumlah bank memproyeksi kinerja kredit konsumsi pada tahun depan melambat. Bankir menyatakan aturan yang lebih ketat membuat ruang gerak ekspansi perbankan menjadi lebih terbatas. Selain itu, tekanan suku bunga membuat perbankan tidak tergiur menggenjot kredit karena khawatir berpotensi menurunkan kualitas aset (FINANCE TODAY).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper