Bisnis.com, JAKARTA - Rusia dan Mesir sepakat bekerja sama dalam bidang pertahanan, dan mulai menyusun dokumen-dokumen yang akan menjadi landasan kerja sama yang erat bagi kedua negara.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sedang melakukan kunjungan bersejarah ke negara Afrika Utara itu, yang secara strategis penting untuk meningkatkan hubungan bilateral, termasuk hubungan militer yang telah terkatung-katung selama beberapa dekade.
"Kami telah sepakat untuk mengambil langkah-langkah dalam menciptakan dasar hukum bagi kesepakatan kami [mengenai kolaborasi militer]," kata Shoigu, seperti dikutip Antara (15/11/2013).
Menurut Shoigu, para pihak sepakat untuk membentuk kelompok kerja guna menyusun sebuah kesepakatan umum mengenai semua bidang kerja sama militer bilateral, serta melakukan serangkaian latihan-latihan anti-terorisme dan anti-pembajakan.
Shoigu mengatakan pada hari sebelumnya Rusia serius cenderung untuk mengembangkan hubungan militer yang erat dengan Mesir dan mengintensifkan kontak bilateral.
Uni Soviet dan Mesir menikmati hubungan dekat selama 1960-an dan awal 1970-an, ketika negara Arab itu dipimpin oleh Abdel Nasser. Namun, dalam tahun setelah kematian Nasser, presiden baru Anwar Sadat mulai reorientasi negara menuju Barat dan mengusir sekitar 20.000 penasihat militer Rusia pada Juli 1972.
Hubungan bilateral sejak itu tak pernah menghangat ke tingkat persahabatan sebelumnya.
Bagi Moskow, pembaharuan hubungan militer dengan Mesir bisa menandakan kembalinya kekuatan ke Timur Tengah, di saat diplomasi AS gagal di seluruh wilayah itu.
Rumor tentang Mesir berpaling ke arah Rusia untuk bantuan militer guna memenuhi kebutuhan keamanan, menyusul suspensi parsial bantuan militer dan peralatan pengiriman dari Amerika Serikat, telah beredar di media sejak awal November.
Kunjungan saat ini telah didahului oleh pertarungan diplomasi bolak-balik antara Moskow dan Kairo dengan pertukaran kunjungan resmi dan diskusi-diskusi tertutup dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy dikonfirmasi dalam sebuah wawancara pekan ini dengan saluran televisi Rusia berbahasa Inggris yang dikelola negara, RT, bahwa pemerintah Mesir sedang mempertimbangkan untuk membeli persenjataan Rusia. (Antara/RIA Novosti-0ANA)