Jokowi Marahnya Suka Dipendam, Harus Dipasangkan Sama yang Rada Preman
Bisnis.com, JAKARTA – Penetapan pasangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama sepenuhnya menjadi keputusan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri.
Megawati menceritakan penunjukan Jokowi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, awalnya ditawarkan via telepon.
"Jadi waktu itu ketika saya di Bali, saya telepon, Dek Jokowi di mana?" "Ngapunten (maaf), saya di Solo. Kami ada tugas," kata Megawati menirukan jawaban Jokowi saat itu, seperti dikutip Antara, Minggu (10/11/2013).
"Dik tugasmu berat, mau gak?" tanya Megawati.
Jokowi menjawab, "Apa Bu?, Saya lempar kamu ke Jakarta ya.." balas Megawati.
Jokowi diam mendegar ucapan Megawati itu.
"Tidak ada diam, siap.." kata Megawati kepada Jokowi. "Siap Bu.." jawaban Jokowi.
Megawati melanjutkan, "Ya sudah sana diatur, bilang sama sekjen (PDIP) supaya apa saja yang diperlukan untuk kamu tugas di Jakarta."
Megawati lantas menelepon Sekretaris Jenderal PDIP, Tjahjo Kumolo, dan mengatakan, "Sudah putus, nomor satu Jokowi.”
"Jokowi, Bu?" tanya Tjahjo tanpa ada jawaban. "Siapkan semuanya," kata Megawati.
Selanjutnya, Tjahjo kembali bertanya siapa wakilnya. "Sebentar," lalu Megawati menutup telepon.
"Saya mikir ini orang Jowo [Jokowi] halus begitu ya. Sudah begitu kan marahnya suka dipendam. Mesti carinya orang yang rada preman ini," kata Megawati yang kembali disambut tawa para undangan.
Megawati mengatakan kembali menelepon Tjahjo Kumolo tentang sosok yang akan dipasangkannya dengan Jokowi.
"Ingat ga? Ahok yang dulu di Bangka Belitung?" tanya Megawati kepada Tjahjo. "Lho kok Ibu mengambilnya jauh sekali?" balas Tjahjo. "Ya namanya Indonesia mana saja boleh dong," jawab Megawati.
Setelah dipasangkan, Megawati mengaku sempat ragu dengan pilihannya karena hasil-hasil survei menunjukkan pasangan Jokowi-Ahok belum dikenal masyarakat.
"Ini gara-gara kalian, saya pilih yang kurus itu ya..? Ya sudah tidak apa-apa. Ayo kita kerja-kerja," kata Megawati saat itu kepada para pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDIP.
Setelah melihat hasil-hasil survei berikutnya, Megawati mengatakan sejumlah sukarelawan mendatanginya dan membantu pencalonan Jokowi-Ahok.
Sambil merujuk Jokowi-Ahok yang duduk di kursi undangan, Megawati mengatakan, "Ya inilah jadinya, tapi keren tho? Suka ga percaya sih sama Bu Mega," kata Megawati.
Pada akhir cerita, Megawati mengaku cerita tentang Jokowi-Ahok itu sebagai penghibur bagi Sabar Sirait yang sempat mengundur jadwal peluncuran bukunya karena Megawati tidak dapat datang.