Bisnis.com, JAKARTA—Revaluasi aset dalam pengambilalihan saham PT Inalum menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (22/10/2013) selain isu keinginan Ditjen untuk menjadi lembaga otonom lepas dari Kementerian Keuangan dan masih menariknya investasi sektor hulu minyak dan gas.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Revaluasi Aset Inalum
Pemerintah masih membahas revaluasi aset dalam pengambilalihan saham PT Inalum yang masa kontrak kerja samanya berakhir pada 31 Oktober 2013. Nilai penawaran maksimal untuk pengambilalihan saham dari pihak Indonesia adalah US$558 juta (KOMPAS).
Ditjen Pajak Minta Pisah dari Kemenkeu
Keinginan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak untuk lepas dari Kementerian Keuangan tak lagi samar. Diam-diam, Ditjen Pajak telah merampungkan hasil studinya untuk menjadikan pajak sebagai lembaga otonomi. Dalam waktu dekat, Ditjen Pajak akan membawa usulan ini ke Menkeu dan DPR (KONTAN).
Tuntutan Buruh Sudah Keterlaluan
Gelombang unjuk rasa kaum buruh yang menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 50% pada 2014 mendatang dinilai sudah sangat keterlaluan. Selain karena tidak relevan dengan kondisi perekonomian nasional yang semakin melambat, tuntutan sebesar itu bakal mempersulit dunia usaha, “mengusir” industri lokal, atau bahkan memaksa mereka gulung tikar (NERACA).
Investasi Hulu Migas Masih Atraktif
Investasi sektor hulu minyak dan gas Indonesia masih atraktif dalam jangka panjang. Buktinya, para investor berkomitmen meningkatkan investasinya hingga tiga kali lipat dalam beberapa tahun mendatang. Dengan terus meningkatnya investasi di sektor hulu migas, produksi minyak nasional bisa kembali di atas 1 juta barel per hari. Namun untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah harus membenahi berbagai aturan yang selama ini menghambat kegiatan investasi (INVESTOR DAILY).