Bisnis.com, JAKARTA—Persoalan defisit transaksi berjalaan yang masih menghinggapi ekonomi Indonesia menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Senin (21/10/2013), selain isu perluasan jalur penjualan reksa dana dan kekhawatiran akan risiko penggelembungan aset.
Berikut ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Perubahan Radikal Perlu
Bank Indonesia memprediksi transaksi berjalan defisit hingga tahun 2015. Proyeksi defisit transaksi berjalan didasarkan pada asumsi tidak ada perubahan radikal mengenai subsidi minyak serta ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat baru akan pulih paling cepat tahun 2015 (KOMPAS).
Jalur Penjualan Reksa Dana Diperluas
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggodok detail aturan tentang Pendaftaran Agen Penjual Efek Reksadana. Isi beleid ini berisi perluasan jalur distribusi penjualan reksa dana. Dengan begitu, peluang pemasaran reksa dana bakal makin terbuka lebar (KONTAN).
Kepercayaan Investor Diuji
Di tengah menurunnya prediksi dari sejumlah lembaga internasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013, pemerintah diminta lebih fokus menyelesaikan tantangan pembenahan daya saing di sektor riil, agar terhindari dari risiko penggelembungan nilai aset yang berimplikasi negatif bagi dinamika ekonomi nasional (NERACA).
Korporasi Indonesia Tahan Banting
Meski dilanda turbulensi ekonomi beberapa bulan terakhir, korporasi Indonesia tahan banting dan tetap tumbuh signifikan. Apalagi, kondisi ekonomi di dalam negeri mulai membaik, seiring turunnya inflasi, mulai surplusnya neraca perdagangan, dan meredanya gejolak rupiah. Faktor global seperti shutdown pemerintah AS, yang bisa menekan ekspor RI, juga sudah diakhiri (INVESTOR DAILY).