Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia meminta dukungan negara-negara Asean untuk memperjuangkan komoditas karet dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) masuk ke dalam produk ramah lingkungan (enviromental goods product/EGP) dalam pembahasan APEC.
"Malaysia dan negara-negara Asean seharusnya memberikan dukungan kepada kita," ujar Menko bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyambut Presiden China Xi Jinping di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan, Rabu (2/10/2013).
Lebih lanjut Hatta mendorong Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk meningkatkan lobi guna menggolkan karet dan minyak kelapa sawit sebagai produk ramah lingkungan dalam pembahasan KTT APEC 2013.
Hatta mengatakan kesempatan Indonesia sebagai tuan rumah dan chairman penyelenggaraan KTT APEC 2013 harus dimanfaatkan secara maksimal.
"Saya kira mendag harus banyak melakukan lobi untuk soal itu [karet dan CPO]. Kalau saat ini kita sebagai tuan rumah dan chairman APEC gagal, maka peluang di pertemuan berikutnya lebih berat. Oleh karena itu kita all out saja," katanya.
Hatta mengaku sebetulnya kecewa dengan tidak masuknya karet dan CPO ke dalam produk ramah lingkungan. Dia melihat penolakan terhadap hal itu merupakan hambatan bagi Indonesia untuk dapat masuk ke pasar Eropa dan Amerika. "Nah ini yang tidak sehat," katanya.
Menurut dia, karet dan CPO seharusnya dapat masuk ke dalam produk ramah lingkungan.
"Karena secara scientific sudah dibuktikan bahwa karet dan CPO kita tidak mengganggu kesehatan dan mencemari lingkungan. Apalagi kita sudah memiliki suistinable palm oil," kata Hatta.