Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dia Para Petinggi Fed yang Picu Kontroversi Pasar

Bisnis.com, JAKARTA— Pernyataan sejumlah presiden bank sentral sejumlah negara bagian di Amerika Serikat turut mempengaruhi pasar, setelah bank sentral AS (the Fed) memutuskan tidak mengubah kebijakan pengetatan stimulus moneter pada 18 September

Bisnis.com, JAKARTA— Pernyataan sejumlah presiden bank sentral sejumlah negara bagian di Amerika Serikat turut mempengaruhi pasar, setelah bank sentral AS (the Fed) memutuskan tidak mengubah kebijakan pengetatan stimulus moneter pada 18 September 2013.

Mengingat sejumlah petinggi The Fed kembali mensinyalkan bakal ada pengurangan stimulus pada Oktober 2013. Siapa saja mereka?

Fed Dallas

Presiden bank sentral Negara Bagian Dallas, Richard Fisher mengatakan bank sentral telah merusak kredibilitasnya dengan memutuskan tidak jadi memperketat belanja obligasi bulanan sebesar US$85 miliar.

“Tidak berbuat apa-apa akan membuat ketidakpastian soal apa yang akan diputuskan di masa datang dan akan membuat kredibilitas komunikasi kita dipertanyakan,” ujar Fisher yang tidak ikut memilih dalam penentuan kebijakan bank sentral AS tersebut.

Fed New York

Presiden bank sentral Negara Bagian New York, William C. Dudley mengatakan para pembuat kebijakan seharusnya 'memaksakan diri' menghadang kendala ekonomi dalam memutuskan soal kebijakan stimulus. Menurutnya,  AS belum menunjukkan 'gebrakan penting' dalam memamfaatkan momentum.

“Ekonomi masih membutuhkan dukungan kebijakan moneter yang sangat akomodatif,” ujar Dudley sebagaimana dikutip Bloomberg.

Dudley merupakan wakil ketua dari Komisi Pasar Bebas Federal.

Menurutnya, meningkatkan fundamental ekonomi di tengah kendala fiskal dan kondisi keuangan yang semakin  ketat akan mendorong ekonomi ke arah berlawanan dan saling menghilangkan satu sama lainnya.  

Fed St. Louis

Presiden bank sentral Negara Bagian St. Louis, James Bullard mengatakan the Fed kemungkinanan akan mengurangi belanja obligasi dalam jumlah terbatas pada Oktober 2013 setelah pada pekan ini memutuskan untuk tidak melakukannya.

“Itu merupakan keputusan yang sangat riskan setelah data yang kurang akurat masuk,” ujarnya pada Sabtu pekan lalu dalam satu wawancara di Bloomberg Television.

Memang, para bankir bank sentral mengguncang pasar pada 18 September 2013, setelah tidak jadi mengetatkan belanja obligasi sehingga meningkatkan neraca bank sentral menjadi US$3,72 triliun. (ltc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper