Bisnis.com, JAKARTA— Isu soal kesiapan Indonesia menghadapi pengurangan stimulus moneter dari bank sentral AS menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (24/9/2013) selain isu pengenaan pajak pada sektor usaha informal dan perlu atau tidaknya BI Rate dinaikkan lagi.
Indonesia Perlu Bersiap Diri
Cepat atau lambat, kebijakan pengurangan stimulus moneter oleh bank sentral AS akan terjadi. Bahkan, kebijakan stimulus moneter itu akan dihentikan. Indonesia harus menyiapkan dan memastikan agar kondisinya siap saat pengurangan stimulus itu (KOMPAS).
Giliran Pengusaha di Mal Diincar Pajak
Di tengah kelesuan bisnis seperti saat ini, bicara pungutan pajak pasti kedengaran tak enak di telinga. Tapi, ini yang akan dihadapi sektor informal. Menyasar 40 juta wajib pajak baru, penyewa pusat belanja wajib memiliki NPWP (KONTAN).
BI Rate Tidak Perlu Naik?
Sejumlah pengamat, anggota DPR dan akademisi menentang usulan sejumlah bankir yang meminta suku bunga BI Rate dinaikkan lagi, karena hal itu tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun memperbaiki kredibilitas nilai rupiah. Justru sebaliknya akan menjadi bumerang menghambat laju konsumsi masyarakat dan investasi di Indonesia (NERACA).
Komitmen Undisbursed Loan Turun
Di tengah estimasi bahwa kredit perbankan bakal melambat akibat inflasi, kenaikan suku bunga, dan pelemahan rupiah, posisi kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) jenis committee di bank umum per Juli 2013 turun 0,95% menjadi Rp288,45 triliun dibandingkan posisi sama tahun lalu yang mencapai Rp291,21 triliun. Di sisi lain, kredit bank umum kepada pihak ketiga bukan bank berdasarkan lapangan usaha melonjak 23,23% dari Rp1.744,56 triliun menjadi Rp2.149,87 triliun (INVESTOR DAILY).
EPS Saham PGN Tumbuh Tertinggi
Pertumbuhan laba bersih per saham10 saham berkapasitas besar yang masuk daftar saham unggulan LQ45 bervariasi. Berdasarkan data Bloomberg, dalam satu tahun terakhir pertumbuhan EPS saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN tercatat paling tinggi dibandingkan dengan saham-saham dari emiten lainnya (INDONESIA FINANCE TODAY).