Bisnis.com, PEKANBARU - Pendapatan petani sawit di Indonesia ternyata masih rendah. Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau misalnya, ada petani yang pendapatannya masih Rp800.000—Rp1 juta per bulan.
Nunung Mulyadi, salah satu petani sawit swadaya di Desa Kijang Makmur, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau mengaku sangat kesulitan terhadap pengadaan bibit.
Menurutnya, hasil yang bisa dicapai hanya 10—15 ton TBS (Tandan Buah Segar) per hektare per tahun. Sementara, harga yang dia terima di lapangan itu berdasarkan harga dari tengkulak, bukan harga resmi dari pemerintah.
“Rata-rata pendapatan saya satu bulan hanya Rp800.000—Rp1 juta per bulan. Sangat menyulitkan saya untuk melakukan perawatan lahan saya, apalagi pemupukan,” ujarnya di depan lima menteri bidang ekonomi yang hadir di acara Rakernas Kadin di Pekanbaru, Senin (16/9/2013).
Nunung melanjutkan, padahal di area kebun yang sama, terdapat kebun plasma yang dikelola oleh perusahaan yang bisa menghasilkan hingga 30—35 ton TBS per hektare per tahun.
“Mereka pakai harga resmi pemerintah, per bulan bisa dapat Rp2,5 juta—Rp3 juta per hektare per bulan. Jadi harapan besar bagi saya mewakili petani swadaya agar perusahaan mau menggandeng kami sebagai mitra,” ujarnya.