Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Kaji Ulang Hubungan Ekonomi dengan Mesir

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Uni Eropa pada pekan ini akan mengkaji ulang bagaimana sebaiknya menggunakan hubungan ekonomi dengan Mesir untuk mendesak pemerintah militer dalam mencari solusi damai dengan para pendukung mantan Presiden Mohamed Mursi.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Uni Eropa pada pekan ini akan mengkaji ulang bagaimana sebaiknya menggunakan hubungan ekonomi dengan Mesir untuk mendesak pemerintah militer dalam mencari solusi damai dengan para pendukung mantan Presiden Mohamed Mursi.

Para pejabat dan staf ahli UE mengatakan harga yang dipertaruhkan dalam hubungan ekonomi dengan Mesir bernilai 5 miliar euro (US$6,7 juta), yang mencakup paket pemberian dan bantuan sebagaimana dijanjikan oleh anggota pemerintahan dan institusi keuangan internasional UE tahun lalu.

Kemampuan UE untuk menerapkan tekanan ekonomi terhadap Mesir saat ini sangatlah terbatas. Hal itu disebabkan karena bantuan UE ke negara Afrika Utara itu telah dihentikan akibat kurangnya reformasi demokratis.

Akan tetapi, tekanan ekonomi diharapkan dapat membantu mengakhiri kerusuhan berdarah—yang telah menelan sekitar 800 korban jiwa—oleh pemerintah interim terhadap Persaudaraan Muslim dan menghindari pertumpahan darah yang lebih parah antarkedua pihak.

Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy dan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso mengatakan pada Minggu (18/8/2013) bahwa blok beranggotakan 28 negara itu harus secepatnya meninjau ulang hubungannya dengan Kairo guna mengakhiri kekerasan.

Para diplomat senior UE mengadakan pertemuan di Brussels pada Senin (19/8) untuk memutuskan area kerja sama ekonomi mana yang akan dijadikan target, sembari mempersiapkan pertemuan tingkat menteri luar negeri dalam 2 pekan mendatang.

“Mesir adalah mitra kunci bagi Uni Eropa. Eskalasi [konflik] lebih jauh harus dicegah, karena hal itu dapat membawa konsekuensi tak terduga bagi Mesir dan negara-negara tetangganya,” ujar Van Rompuy dan Barroso, sebagaimana dikutip Reuters, Senin.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah menteri luar negeri Eropa telah mengajukan ancaman untuk menghentikan bantuan ekonomi bagi Mesir. Menlu Perancis Laurent Fabius mengatakan tidak ada yang dapat dikesampingkan dalam hal kebijakan bantuan.

“Yang paling penting sekarang adalah kami harus secepatnya menghentikan pertumpahan darah dan mencapai dialog internal. Tentu saja ini bukan hal yang mudah. Kami harus mengerahkan seluruh tenaga sehingga Mesir dapat mencapai solusi,” ujar Fabius, Minggu.

Sementara itu, Menlu Austria Michael Spindelegger meminta UE untuk menahan kesepakatan bantuan utamanya. “Ini adalah permintaan saya. [Bantuan senilai] 5 miliar [euro] harus ditahan hingga proses pengembalian demokrasi selesai,” ujarnya, sebagaimana dikutip harian Kurier akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper