Bisnis.com, SURABAYA - Pengguna tol Surabaya-Gempol turun hingga 49% pada Lebaran dan diprediksi kembali normal, Senin (19/8/2013), seiring dengan berakhirnya arus balik.
Kepala PT Jasa Marga Cabang Surabaya Agus Purnomo menguraikan pada H-7 atau Kamis (1/8) pengguna jalan tol Surabaya-Gempol 246.360 kendaraan, naik 7,02% dibanding di luar lebaran 230.204 kendaraan.
Sehari setelahnya, sambungnya, arus kendaraan mulai menurun karena memasuki masa cuti. Penurunan terbesar pada Lebaran hari kedua, Jumat (9/8), ada 128.752 kendaraan melintas, turun 49,27% dibanding rata-rata harian yang bisa 250.000 kendaraan.
"Libur aktivitas ekonomi dan perkantoran faktor utama penyebab pengguna tol turun," jelasnya di Surabaya, Rabu (14/8/2013).
Penurunan pengguna tol, sambungnya, diprediksi berlangsung hingga Senin (19/8/2013). Pasalnya, aktivitas truk pengangkut kontainer juga diprediksi beroperasi penuh per hari itu.
"Truk barang porsinya 25% dari total pengguna, jadi saat Lebaran penurunan juga karena mereka tidak beroperasi," tambahnya.
Berkebalikan dengan tol Surabaya-Gempol yang sepi, jembatan Surabaya-Madura malah ramai jelang Lebaran.
Agus menuturkan sehari menjelang Lebaran, Rabu (7/8) pelintas di jembatan Suramadu 82.922 kendaraan naik 79,89% dibanding rata-rata pelintas harian 46.096 kendaraan.
Dari jumlah pelintas, sambungnya, 76% kendaraan roda dua dan sisanya roda empat. Arus mudik warga Madura penyebab utama pelintas Suramadu naik signifikan.
"Penurunan di Gempol dan kenaikan di Suramadu sudah diantisipasi, jadi tidak banyak mengoreksi pendapatan," urainya.
Menurutnya, target pendapatan ruas Gempol tahun ini Rp265 miliar dan Rp170 miliar di jembatan Suramadu. Hingga akhir Juli target itu sudah tercapai lebih dari 60%.
Sementara di sisi pengguna jasa, Agus menguraikan sebagian besar pembayaran di gerbang tol dilakukan tunai dan dengan uang pecahan besar.
Hal itu, sambungnya, tercermin dari jumlah uang pecahan yang diperlukan kini mencapai Rp400 juta per hari dibanding tahun lalu hanya sekitar Rp250 juta per hari.
"Kebutuhan uang pecahan yang meningkat menandakan banyak pengguna tol bertransaksi menggunakan uang pecahan besar," urainya.
Penggunaan uang pecahan besar, lanjutnya, menyebabkan pelayanan di gerbang tol semakin lama dan berdampak antrean.
Sementara di sisi lain, pengguna kartu bayar tol elektronik juga baru 3% dari sekitar 250.000 transaksi per hari. "Memang idealnya 30% menggunakan kartu bayar elektronik tol sehingga di gerbang hanya 3-4 detik, kalau tunai bisa lebih dari itu," tegasnya.