Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perubahan Iklim Picu Konflik Antarmanusia

Bisnis.com, NEW YORK – Perubahan iklim akan memicu konflik antarmanusia, antargolongan, hingga sengketa internasional.

Bisnis.com, NEW YORK – Perubahan iklim akan memicu konflik antarmanusia, antargolongan, hingga sengketa internasional.

Pemeriksaan terhadap 60 studi, termasuk studi yang membahas kondisi hingga 10.000 SM, menyimpulkan individu, kelompok, dan bangsa secara substansial cenderung terlibat konflik fisik di cuaca panas dan hujan lebat.

Perubahan iklim diperkirakan menaikkan suhu di berbagai daerah, yang akan secara sistematis meningkatkan risiko pelbagai jenis konflik dari percekcokan dan pemerkosaan di ruang bar hingga perang sipil dan sengketa internasional.

"Bukti terkuat adalah naiknya suhu. Beberapa derajat lebih panas menyebabkan kondisi selalu buruk," kata Solomon Hsiang, salah satu penulis studi, seperti dikutip Bloomberg, Senin (5/8/2013).

Menurutnya, suhu yang lebih tinggi mempengaruhi orang secara geografis, sosiologis, dan psikologis. Cuaca buruk dapat merusak merusak tanaman dan menyebabkan kekurangan pangan. Hujan lebat bisa menyebabkan banjir yang mengarah ke sengketa lahan.

Salah satu studi menyebut petugas polisi di dalam sebuah simulasi cenderung tidak menyarungkan pistol karena ruang pelatihan kian panas.

"Para petugas mengatakan mereka merasa lebih terancam ketika berada di ruang panas," tutur Hsiang, profesor kebijakan publik di University of California, Berkeley. 

"Bayangkan, anda berada di sebuah negara, ada pengunjuk rasa dan polisi yang seharusnya menjaga ketertiban. Reaksi mereka dalam protes itu bisa berubah berdasarkan kondisi lingkungan."

Studi menemukan bahwa tingkat kekerasan interpersonal, termasuk penganiayaan dan perkosaan, meningkat 4% untuk standar deviasi perubahan iklim menuju suhu yang lebih panas atau curah hujan yang lebih ekstrim. Konflik antargolongan meningkat 14%.

Satu standar deviasi sebanding dengan meningkatnya suhu 0,4 derajat Celcius (0,6 derajat Fahrenheit) di salah satu negara di Afrika selama 1 bulan.

Dia juga sebanding dengan kenaikan suhu sebesar 3 derajat Celcisus di sebuah wilayah di Amerika Serikat selama 1 bulan. Banyak area di bumi berada di kecepatan panas 2-4 standar deviasi pada 2050. (Bloomberg)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper