Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Saksi 'Menggandakan' Uang Irjen Djoko Susilo

Bisnis.com, JAKARTA--Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Pol Djoko Susilo memberikan modal awal kepada seorang pengusaha untuk melipatgandakan uangnya, sehingga dapat menghasilkan belasan miliar rupiah."Pak Djoko punya dana Rp200 juta untuk kami kelola

Bisnis.com, JAKARTA--Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Pol Djoko Susilo memberikan modal awal kepada seorang pengusaha untuk melipatgandakan uangnya, sehingga dapat menghasilkan belasan miliar rupiah.

"Pak Djoko punya dana Rp200 juta untuk kami kelola pada 1991 dengan komposisi keuntungan 70:30. Saya kelola untuk apa saja yang bisa mendatangkan keuntungan dan Pak Djoko percaya," kata pengusaha permata Subekti Adianto dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa (30/7/2013)

Subekti menjadi saksi dalam sidang perkara simulator SIM  di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dan tindak pidana pencucian uang dengan tersangka mantan Kakorlantas Irjen Pol Djoko Susilo.

Kerja sama tersebut, menurut Subekti,  berjalan lancar hingga  2010.

"Uang Rp200 juta itu saya belikan barang, lalu ada keuntungan, saya simpan terus 'digulung' lagi, mulai dari September 1991 dan pada awal 1992 mendapat Rp230 juta.  Jadi setiap akhir tahun kami membuat laporan ke Djoko," ungkap Subekti.

Meski penerimaan uang dari Djoko itu dilakukan dengan cara tunai dan tanpa catatan, Subekti mengaku masih ingat transaksi yang ia dan Djoko lakukan.

Misalnya,  pada Januari 1995 uang Djoko yang dikelola menjadi Rp631 juta, dan diambil Djoko Rp200 juta, dana tersisa Rp431 juta "digulung" lalu untung 50 persen menjadi Rp215 juta.

Pada akhir 2000, uang menjadi Rp6,15 miliar namun pada Januari 2000 Djoko mengambil Rp2 miliar.

"Keuntungan bisa tinggi karena pada 1998 kami juga main dolar, dan meminjamkan ke pedagang-pedagang di Pasa Klewer Solo. Jadi istilahnya mengelola uang untuk yang butuh," ungkap Subekti.

Pada 2001 uang menjadi Rp5,8 miliar, selanjutnya 2002 menjadi Rp8 miliar namun diambil Djoko Rp2 miliar karena ia membutuhkan dana, sehingga tersisa Rp6 miliar.

Pada 2003 menjadi Rp7,9 miliar, kemudian 2004 menjadi Rp10,36 miliar, pada 2005 menjadi Rp13,6 miliar, 2006 menjadi Rp17,5 miliar, pada 2007 menjadi Rp22 miliar dengan Djoko mengambil Rp10 miliar, kemudian pada 2008 menjadi Rp16,6 miliar dan diambil Djoko sehingga tersisa Rp8,8 miliar.

Pada awal 2009, terdapat modal Rp 11,38 miliar dan 2010 mencapai Rp14,8 miliar.

"Semuanya kemudian saya serahkan ke Pak Djoko melalui utusannya Pak Didit," jelas Subekti. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper