Bisnis.com, WASHINGTON—Israel dan Palestina sedang menuju ke Washington untuk mengadakan perundingan awal menuju dibukanya kembali negosiasi formal setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan.
Namun, kedua sisi menekankan bahwa banyak kendala di antara mereka hingga mencapai keputusan akhir.
Kepala negosiator Israel Tzipi Livni mengatakan setelah berangkat ke Washington, bahwa perundingan akan menjadi kompleks, tetapi penuh dengan harapan.
Negosiator Palestina juga berangkat setelah kabinet Israel menyetujui tuntutan Palestina dan membebaskan 104 tahanan Palestina, yang beberapa di antaranya dipenjarakan selama beberapa dekade.
Presiden Israel, Shimon Peres, memuji dimulainya kembali perundingan itu, dan menggambarkannya sebagai hari yang spesial.
"Timur Tengah berada dalam situasi penuh badai. Kami berharap Timur Tengah akan mengatasi badai ini dan mendarat di pelabuhan perdamaian," katanya saat berkunjung ke Latvia seperti dikutip Aljazeera, Senin (29/7/2013).
Peres menyayangkan peranan mediasi yang dinilai potensial oleh Uni Eropa.
Menurutnya, Eropa seharusnya bisa membantu tetapi meninggalkan negosiasi itu terhadap Israel dan Palestina sendiri.
"Uni Eropa telah membuat marah pemimpin Israel awal bulan ini dengan mengeluarkan pedoman yang akan membatasi proyek bersama di wilayah pendudukan Tepi Barat," jelasnya.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri AS, Minggu (28/7), mengatakan Menlu John Kerry berbicara kepada para pemimpin Israel dan Palestina dan secara pribadi memberikan undangan untuk mengirim tim negosiasi senior ke Washington untuk secara formal melanjutkan negosiasi langsung status akhir. (ra)