Bisnis.com, MEDAN - Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA) telah resmi beroperasi sejak Kamis (25/7) kemarin. Bandara dengan desain yang megah menggantikan Bandara Polonia ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat sekitarnya.
Setelah diresmikan, masyarakat Kabupaten Deli Serdang berbondong-bondong untuk menonton bandara kebanggaan warga Sumut itu. Bandara yang diresmikan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan tersebut dimanfaatkan orang untuk ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Sore hari, masyarakat sekitar bandara ngabuburit di jalan menuju KNIA. Tidak hanya dari Deli Serdang, banyak juga masyarakat Kota Medan yang sengaja ngabuburit di Bandara Kuala Namu.
Pantauan Bisnis, masyarakat tampak ngabuburit di jalan sebelum pintu gerbang bandara. Flyover jalan di atas rel kereta api khusus bandara menjadi lokasi favorit masyarakat untuk nongkrong menghabiskan waktu sambil memandang kemegahan bandara dan hilirmudik pesawatnya.
Tidak hanya menonton, masyarakat juga mengabadikan momen tersebut dengan berfoto berlatar Bandara Kuala Namu. Mereka sungguh mengagumi bandara dengan luas lahan mencapai 1.365 hektare tersebut.
Bandara Kuala Namu terletak di areal bekas PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Desa Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Bandara ini untuk mengganti Bandara Polonia yang sudah melebihi kapasitas.
Kuala Namu International Airport (KNIA) memiliki daya tampung penumpang 10 kali lipat dibandingkan dengan Bandara Polonia Medan. Fasilitas yang disediakan juga lebih lengkap dan lebih canggih.
KNIA menjadi bandara dengan terminal tunggal terbesar di Asia Tenggara. Bandara baru dengan lahan seluas 1.365 hektar (ha) itu memiliki kapasitas 8,1 juta penumpang per tahun.
Landasan pacu berukuran 3.750 x 60 meter itu mampu menampung pesawat terbesar A380. Adapun luas terminal 118.930 meter persegi, luas gudang kargo 13.000 meter persegi, dengan kapasitas pergerakan kargo ditargetkan 65.000 ton per tahun.
Pembangunan KNIA telah menghabiskan alokasi anggaran total Rp5,8 triliun dengan rincian alokasi pembiayaan dari anggaran Ditjen Perhubungan Udara melalui APBN murni Rp3,3 triliun, dan alokasi pembiayaan dari PT Angkasa Pura II Rp2,5 triliun.