Bisnis.com, JAKARTA - Rutinitas mudik selama masa Lebaran tak hanya menuntut kewaspadaan di sektor transportasi tetapi juga rumah kosong yang rentan kebakaran.
Di kota besar seperti DKI Jakarta, 70% kebakaran dipicu konsleting listrik. Untuk itu Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Subejo mengingatkan agar masyarakat tak lupa mencabut seluruh kabel yang tersambung dengan listrik maupun gas sebelum meninggalkan rumah.
"Penanganan kebakaran jangan hanya dibebankan kepada pemadam saja. Itu imposible teratasi. Harus berkolaborasi dengan masyarakat juga," kata Subejo di sela peluncuran alat pemadam api Gunnebo, Selasa (23/7/2013).
Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta mencatat sepanjang tahun lalu ada 1.039 peristiwa kebakaran. Mayoritas terjadi di pemukiman padat penduduk seperti Tambora, Penjaringan, Tanah Tinggi, Bukit Duri, Kampung Melayu, Jatinegara, dan lainya.
Wilayah yang masuk kategori rawan kebakaran umumnya jarak antarbangungan saling berimpitan, bangunan didirikan menggunakan bahan yang mudah terbakar dan semi permanen, dan akses jalan sempit. Kondisi demikian menyulitkan petugas maupun warga untuk memadamkan api jika terjadi kobaran.
Untuk itu, Subejo berbagi sekelumit tips kepada siapapun yang hendak meninggalkan rumah utamanya selama periode mudik lebaran. "Api tidak ada yang langsung besar," ucapnya.
Pertama, pemilik rumah atau bangunan harus memastikan stop kontak listrik dalam keadaan off. Benda-benda dirumah yang terpaksa memerlukan aliran listrik secara terus-menerus seperti akuarium sebaiknya dititipkan kepada kerabat atau tetangga. Copot selang tabung gas dan tak lupa mematikan lampu.
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta pun mengklaim telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka kebakaran di ibukota. Diawali dengan memetakan titip lingkungan yang rawan kebakaran, memberi penyuluhan kepada warga, melakukan pelatihan, hingga gladi penanganan kebakaran.
Salah satu hasilnya, di Tambora dari 21 peristiwa kebakaran sebanyak 16 diantaranya dapat dipadamkan masyarakat. Untuk meningkatkan edukasi waspada kebakaran ini akan dibentuk forum komunikasi kebakaran di tingkat provinsi, kota, maupun kabupaten.