Bisnis.com, NEW YORK - Moody’s Investors Service pada Kamis (18/7/13) waktu New York menaikkan prospek utang Amerika Serikat (AS) menjadi ‘stabil’ dari ‘negatif’ dan menegaskan peringkat ‘tripel A’ negara tersebut.
Menurut lembaga pemeringkat tersebut, prospek tersebut diberikan menyusul perekonomian AS yang tetap tumbuh meskipun pemerintah melakukan pemangkasan belanja negara guna menekan defisit.
Keputusan Moody’s ini mengurangi ancaman dipangkasnya peringkat utang negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Menurut Moody’s, kondisi utang negara AS saat ini sudah berada di jalur yang benar, sehingga pemangkasan belanja tidak diperlukan lagi.
“Ekonomi tumbuh moderat, tapi menunjukkan perbaikan yang lebih cepat dibandingkan negara-negara berperingkat Aaa lainnya dan telah menunjukkan daya tahan terhadap pemangkasan belanja negara,” kata Moody’s dalam laporan pemeringkatan tersebut.
Para analis menilai penegasan peringkat utang ini menunjukkan AS semakin aman dari ancaman pemangkasan peringkat. “Kita masih membukukan defisit, tapi tidak semakin memburuk,” kata Guy LeBas, direktur fixed income strategist Janney Montgomery Scott.
Prospek fiskal AS semakin membaik dalam beberapa bulan terakhir, sehingga pemerintah dan parlemen tidak perlu berdebat dan berkompromi lebih sering seperti sebelumnya terkait anggaran.
Pada 14 Mei 2013, Kantor Anggaran Kongres melaporkan defisit anggaran mencatatkan penyusutan lebih cepat dari yang diperkirakan dan memperkirakan tahun fiskal ini akan diakhiri dengan defisit terendah sejak 2008.
“Kami rasa kami sudah punya cukup informasi mengenai prospek utang pada saat ini untuk membuat kesimpulan, meskipuntanpa informasi mengenai langkah apa yang akan diambil Washington berikutnya,” kata Steven Hess, analis utang AS di Moody’s.
Meskipun perdebatan berikutnya mengenai penaikkan pagu utang AS pada tahun ini dapat membuat pemerintah tetap berutang, menurut Hess, hal tersebut kemungkinan tidak akan sampai berdampak kepada peringkat utangnya.
“Kami rasa mereka akan menaikan pagu utang, karena mereka selalu melakukannya sebelumnya. Tapi bahkan jika ada penundaan, kita tidak akan terlalu khawatir tentang dampaknya terhadap kemampuan pemerintah melunasi kewajiban utangnya,” kata Hess.