Bisnis.com, BRASILIA - Bank sentral Brasil mengisyaratkan pihaknya akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak setengah poin persentase dalam rangka memastikan inflasi tidak menekan permintaan dan investasi.
Dewan Gubernur Banco Central do Brasil, yang dipimpin oleh Alexandre Tombini, pada pekan lalu menaikkan suku bunga Selic sebanyak 50 basis poin untuk kedua kalinya berturut-turut.
Selic selalu dinaikkan dalam tiga rapat dewan gubernur terakhir menjadi 8,5% dari rekor terendahnya yang dicapai pada Maret 2013 sebesar 7,25%. Tombini telah membuat suku bunga acuan Brazil mengalami kenaikan tertinggi di dunia sejak awal tahun ini.
Langkah ini dilakukan setelah Brasil mengalami lonjakan inflasi tertinggi dalam 20 bulan terakhir membuat lebih dari 1 juta warga Brasil turun ke jalan pada bulan lalu untuk memprotes mahalnya biaya hidup.
Bank sentral mengatakan inflasi yang terus berada di atas target dapat benar-benar dapat menekan pertumbuhan ekonomi. Badan Statistik Nasional pada awal bulan ini mengatakan inflasi pada Juni 2013 di Brazil melonjak menjadi 6,7%, terpesat sejak Oktober 2011.
“Kami menilai kelanjutan penaikkan suku bunga acuan seperti yang telah dilakukan sebagai bentuk penyesuaian kebijakan moneter adalah tepat,” kata dewan bank sentral Brasil dalam notulensi rapat 9-10 Juli 2013 yang dipublikasikan pada Jumat (19/7/13).
“Kebijakan ini relatif agresif untuk meredakan tekanan inflasi dan mengurangi dampak pelemahan nilai tukar terhadap harga konsumen,” kata Direktur Strategist Banco WestLB do Brasil Luciano Rostagno di Sao Paulo.
Rostagno memprediksi para pengambil kebijakan moneter ini akan kembali menaikkan suku bunga acuannya hingga sebanyak 125 basis poin hingga akhir tahun ini. Nilai tukar real Brazil telah anjlok 9% dalam dua bulan terakhir, kinerja terburuk dari 16 mata uang utama.
Bank sentral Brasil mengatakan depresiasi mata uang ini akan menjadi faktor utama menguatnya tekanan inflasi untuk jangka pendek. “Ini dapat dimitigasi dengan kebijakan moneter yang cukup,” katanya.