KAIRO—Kerusuhan pasca penggulingan presiden Mohamed Mursi oleh militer Mesir telah menimbulkan kekhawatiran atas keamanan di semenanjung Sinai.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, kelompok-kelompok militan di Sinai Utara mendesak umat Islam untuk mengangkat senjata di kawasan yang terletak di dekat Terusan Suez, jalur air penting untuk menghubungkan Asia dan Eropa. Mereka bahkan telah berjanji akan melakukan lebih banyak serangan.
Pada Jumat (12/7/2013) tengah malam, beberapa pria bersenjata dilaporkan menembaki sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat Terusan Suez, namun petugas dapat memukul mundur serangan.
Ketua Otoritas Terusan Suez Mohab Mamish mengatakan penembakan tidak berdampak pada arus kapal di tersusan yang sangat penting untuk perekonomian Mesir tersebut.
"Serangan tersebut berjarak jauh dari terusan dan setiap bangunan administrasinya. Dan terusan telah diamankan dengan baik," katanya kepada Reuters.
Sementara Surat kabar Al Gomhuria pada halaman depan menulis judul "Hari-hari Operasi Pemurnian Sinai", yang menyiratkan harapan agar militer akan melancarkan serangan terhadap militan di wilayah tersebut.
Sejak penggulingan Mursi, serangan dan pertempuran hampir terjadi setiap hari antara kaum Islamis radikal dengan polisi dan tentara di Sinai. Beberapa dari peristiwa tersebut telah menelan korban jiwa.
Sebelumnya, dalam rentang waktu seminggu terakhir rangkaian aksi protes kerap kali berubah menjadi kekerasan ketika para demonstran pro dan anti-Mursi bentrok di beberapa kota di Mesir. Tercatat 35 orang tewas dan ratusan teluka dalam bentrok antar kelompok pendukung. Sementara 53 orang tewas tertembak militer dalam aksi di depan kantor Garda Republik, tempat presidesn Mursi ditahan. Empat tentara juga dikabarkan tewas.