Bisnis.com, SEMARANG— Terminologi 'dakwah bil hal' ternyata merupakan istilah yang ada di Indonesia, bukan dari Timur Tengah.
Menurut Dahlan Iskan, terminologi 'dakwah bil hal' ini menjadi sumbangan pemikiran ummat Islam Indonesia untuk dunia Islam.
"Istilah itu lahir untuk memenuhi kebutuhan berdakwah yang lebih konkret bagi Indonesia dalam memerangi kebodohan," ujar Dahlan ketika menyampaikan pidato tanpa teks saat promosi gelar doktor kehormatan (HC) yang diterimanya dari IAIN Walisanga di Semarang.
Implementasi dakwah bil hal ini, menurut dia, juga dapat dilakukan selain melalui bidang pendidikan juga korporasi, yakni untuk berbuat kebaikan bagi ummat.
"Tapi harus diingat bahwa dakwah bil hal ini merupakan jenis dakwah paling mudah. Jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan kegiatan berdakwah para pendahulu Islam, khususnya ketika mereka harus berdakwah di China," ungkap Menteri BUMN itu.
Berdakwah di China, lanjut Dahlan, sulitnya bukan main karena dalam karakter bahasa Mandarin yang berbasis simbol, tidak ada karakter yang dapat untuk mengekspresikan secara tepat untuk kata 'Allah', 'iman', 'Islam' dan sebagainya.
"Akhirnya, para pendakwah Islam di China pada abad-abad awal penyebaran Islam, mengidentikkan agama yang dibawa Nabi Muhammad ini dengan ajaran Konghucu, tapi minus daging babi dan harus mengimani apa yang diajarkan Islam," ujar Dahlan yang disambut tepuk tangan riuh hadirin.
"Sebenarnya, saya juga sudah menerima tawaran gelar doktor kehormatan ini dari berbagai perguruan tinggi, tapi mohon ma'af saya terpaksa menolak dengan alasan yang tidak jelas. Namun, kali ini saya menerima gelar kehormatan ini juga dengan alasan tidak jelas.. Untuk itu, saya mohon maaf kepada yang telah saya tolak," ujar Dahlan yang disambut gelak tawa hadirin. (ltc)