BISNIS.COM, DENPASAR—Penyedia jasa taksi Blue Bird Group, PT Praja Bali Transportasi, menunda kenaikan tarif angkutan meski biaya operasional akibat penerapan penaikan harga bahan bakar minyak membengkak hingga Rp500 juta per bulan.
I Putu Gede Panca Wiadnyana, General Manager Blue Bird Group Bali, mengatakan hingga saat ini tarif taksi belum disesuaikan karena belum ada keputusan dari pemerintah. “Saat ini kami masih memberlakukan tarif lama. Belum ada penyesuaian tarif,” katanya, Kamis (4/7/2013).
Kenaikan BBM bersubsidi jenis premium dari Rp4.500 menjadi Rp6.500, papar Gede, tentu saja menaikan biaya operasional. Pada pengitungan perseroan, dalam sebulan meningkat sekitar Rp400 juta hingga Rp500 juta.
Namun, perseroan masih menunggu kebijakan dari organisasi angkutan darat (organda) dan pemerintah, karena tarif taksi murni kebijakan dari mereka. Organda dan pemerintah baru akan membahas tarif taksi pada minggu kedua Juli 2013.
Untuk itu, guna menyikapi kondisi ini, perseroan harus melakukan efisiensi agar over head cost tidak membengkak. Perseroan melakukan upgrade teknologi agar empty run bisa ditekan sehingga pemakaian bbm lebih irit.”
Meski demikian, jelasnya, dengan kenaikan BBM bersubsidi ada hal positif yang dialami jasa angkutan umum. Jumlah konsumen taksi mengalami peningkatan. “Jumlah customer kami mengalami peningkatan hingga 10%.”
Secara catatan perseroan, Blue Bird di Bali melayani penumpang rata-rata 9.000 orang per hari. Sebenarnya jumlah order untuk melayani penumpang jauh lebih besar, namun karena keterbatasan armada ratusan order terpaksa belum bisa dilayani.
