Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maloy, Asa Kaltim Atas Hilirisasi

BISNIS.COM, JAKARTA— Kalimantan Timur, negeri kaya akan sumber daya alam, berupaya menggeser kedigdayaan batu bara yang saat ini mendominasi angka ekspor di daerah itu.

BISNIS.COM, JAKARTA— Kalimantan Timur, negeri kaya akan sumber daya alam, berupaya menggeser kedigdayaan batu bara yang saat ini mendominasi angka ekspor di daerah itu.

Pengembangan industri berbasis pertanian melalui Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy yang diperkuat dengan Inpres No. 1/2012 menjadi asa untuk menggeser kerajaan batu bara.

Target sejuta hektar lahan sawit pada 2013 yang telah ditetapkan oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak sudah terealisasi dan rencananya akan ditambah menjadi 2,4 juta hektar.

Luasan lahan ini tentunya akan menjadikan Kaltim sebagai provinsi penghasil crude palm oil (CPO) terbesar di Indonesia. Karena itu, keberadaan KIPI Maloy seolah menjadi jalan untuk menggantikan sumber daya alam yang diperbarui sebagai sumber pertumbuhan ekonomi regional.

KIPI Maloy memiliki dua konsep pembangunan yakni membangun klaster industri oleokimia dan pengolahan hasil perkebunan berskala internasional. Ini dalam rangka meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang bisnis serta menyediakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi dengan dukungan insentif dan berbagai kemudahan.

Rencananya, total investasi yang dibutuhkan di kawasan industri tersebut mencapai Rp4,77 triliun dengan luas kawasan 5.305 hektar.

 “Namun, untuk pengembangan tahap pertama 1.000 hektar terlebih dahulu dengan status lahan yang benar-benar siap seluas 577 hektar,” ujar Awang Faroek disela-sela kunjungan kerja Gubernur Kaltim ke Wilayah Timur Kaltim, pada 2- 4 Juli ini.

Awang Faroek mendapatkan keterangan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Timur Ismunandar yang menyebutkan berdasarkan survei, lahan seluas 577 hektar tersebut merupakan lahan yang berada pada kondisi yang sesuai. Sisanya, merupakan areal lahan mangrove yang tidak akan diganggu karena pembangunan tersebut nantinya tidak akan mengganggu ekosistem yang sudah ada di sekitar kawasan yang berada dekat dengan teluk tersebut.

Nantinya, di dalam kawasan tersebut akan dibangun industri olein, industri peleburan aluminium, stearin dan PFAD (palm fatty acid distillate), industri asam lemak, industri biodiesel dan minyak goring.

Selain itu kawasan penunjang seperti pelabuhan, power plant 2x100 MW, jalur rel kereta api dan terminal batu bara.

Dalam area industri okeokimia dibangun pelabuhan CPO dengan kemampuan diatas 100.000 DWT. Pada sisi darat dibangun diatas areal seluas 115,38 hektar dengan fasilitas kantor, workshop, fire house dan tangki penyimpanan sebanyak 19 unit dengan kapasitas masing-masing 3.000 ton per unit.

 Tercatat telah ada 19 investor potensial yang sudah berminat untuk berinvestasi di lokasi tersebut. Namun, pihak Badan Pengelola KIPI Maloy belum bisa menawarkan dan mengarahkan lokasi yang potensial kepada para investor. (ltc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper