KUALA LUMPUR—Di tengah menguatnya perekonomian Asia, negara-negara berkembang di wilayah ini menghadapi ancaman penarikan modal asing menyusul risiko penghentian stimulus moneter di Amerika Serikat (AS).
CEO CIMB Group Dato’ Sri Nazir Razak mengatakan proses penguatan ekonomi Asia tidak akan semulus yang dibayangkan sebelumnya karena adanya ancaman penarikan modal asing portofolio jangka pendek secara besar-besaran.
“Potensi berakhirnya quantitative easing semakin jelas dan menjadi bahaya,” ujar Nazir dalam pidato pembukaan Konferensi Asia Pasifik CIMB Tahunan 2013 di Kuala Lumpur hari ini, Rabu (19/6/2013).
Namun, Nazir yakin volatilitas yang terjadi di pasar finansial regional akibat isu tersebut bersifat sementara karena fundamental sistem perekonomian dan finansial yang kuat dan pengalaman pemerintah negara-negara Asia dalam menghadapi krisis ekonomi pada 1997/1998.
“Mungkin saya benar, mungkin juga salah, itu akan terbukti dalam beberapa pekan mendatang,” tandasnya.