Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HEADLINE HARI INI: Waspadai Deflasi, Tak Usah Khawatir Bunga Naik

BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Selasa (4/6/2013), menyoroti beragam isu mulai dari kewaspadaan terhadap deflasi sampai pada isu potensi bursa saham yang kurang bergairah dan kecilnya nilai efek investor ritel.

BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Selasa (4/6/2013), menyoroti beragam isu mulai dari kewaspadaan terhadap deflasi sampai pada isu potensi bursa saham yang kurang bergairah dan kecilnya nilai efek investor ritel.


“Deflasi Akibat Bawang”: Badan Pusat Statistik mencatat pada Mei 2013 terjadi deflasi sebesar 0,03%. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Mei 2013 antara lain bawang merah dan bawang putih, cabai rawit, cabai merah, dan emas perhiasan. (KOMPAS)


“Hati-hati, Sinyal Bearish dari Bursa Saham”: Aksi penjualan bersih asing di bursa saham semakin menjadi. Kemarin, net sell asing tercatat senilai Rp1,68 triliun.

Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan pun longsor hebat hingga ke bawah level psikologis 5.000, turun 1,92% dan mendarat di posisi 4,971,35 pada perdagangan kemarin (KONTAN).

“Malaysia, Penadah Barang Selundupan Asal Indonesia?”: Malaysia memang telah lama dikenal sebagai penadah barang-barang selundupan dari Indonesia.

Yang paling anyar, sebagaimana diungkapkan Menteri Pertanian Suswono adalah maraknya penyelundupan sarang burung walet ke Negeri Jiran untuk kemudian diekspor ke China. Atas penyelundupan ini, Malaysia telah merugikan perdagangan luar negeri Indonesia. (NERACA).

“Tak Usah Khawatir Bunga Naik”: Penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi harus segera direalisasikan untuk menyehatkan fiskal dan memberikan kepastian kepada masyarakat.

Risiko kenaikan inflasi diperkirakan sementara dan inflasi tahun ini masih terkendali sebesar 7,2%, apalagi terjadi deflasi pada April-Mei 2013. Suku bunga acuan BI rate disarankan tidak dinaikkan agar menstimulus ekonomi, namun jika pun naik tidak perlu dikhawatirkan (INVESTOR DAILY)

“Nilai Efek Investor Ritel Kecil”: Nilai kepemilikan saham investor individu (ritel) yang tercatat di bursa Efek Indonesia masih sangat kecil dan menunjukkan kecenderungan stagnan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut pelaku pasar, edukasi dan sosialisasi terhadap investor individu yang masih kurang menjadi hambatan terhadap pertumbuhan jumlah investor ritel dan perkembangan pasar modal Indonesia. (INDONESIA FINANCE TODAY).   (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper