BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah Rusia membantah isu terkait dengan tuduhan Barat tentang kepemilikan senjata pemusnah massal oleh rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad maupun pemberontak Suriah.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin, menekankan tidak ada bukti apapun yang ditemukan atas penggunaan senjata pemusnah massal ataupun senjata kimia di Suriah seperti yang dilayangkan oleh negara-negara Barat.
“Mereka [Barat] harusnya bisa membuktikan adanya penggunaan senjata nuklir, pemusnah massal, ataupun kimia. Tapi mana buktinya? Mereka hanya mengada-ngada,” tegasnya di Kantor Kedubes Russia, di Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Sejauh ini, katanya, Tentara Pembebasan Suriah (FSA) hanya memanfaatkan seluruh sumber persenjataan dan peralatan militernya yang ada, bukannya senjata kimia yang dilarang oleh hukum internasional.
Galuzin menyesalkan adanya pernyataan Barat, khususnya Gedung Putih, yang menyatakan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia dalam perang konfliknya melawan pemberontak.
Terkait tuduhan tanpa dasar yang dilontarkan tersebut, Barat dinilai telah menggunakan banyak dalih guna memporak-porandakan Suriah “Jika ada fakta dan bukti, ceritakan kepada PBB. Suriah akan tunduk pada hukum internasional. Begitulah [Barat] menggunakan banyak dalih untuk menghancurkan Suriah,” jelasnya.
Tuduhan serupa juga pernah dilayangkan kepada Irak pada 2008. Amerika Serikat menuduh Irak yang waktu itu dipimpin oleh rezim Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Namun, tuduhan itu tidak pernah terbukti. (MFM)