BISNIS.COM, MALANG--Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur mendesak pemerintah untuk segera menetapkan harga beli susu di tingkat Industri Pengolahan Susu (IPS) sebesar Rp5.500 per liter.
Ketua II GKSI Jawa Timur Sulistiyanto mengatakan harga beli susu tersebut dinilai sudah cukup ideal. Karena sebelumnya GKSI meminta harga beli susu Rp4.800 per liter.
“Permintaan agar harga beli susu Rp5.500 per liter pertimbangannya karena harga susu impor sebesar Rp6.000 per liter,” kata Sulistiyanto kepada Bisnis, Kamis (25/4/2013).
Sehingga dengan harga beli susu dikisaran itu maka peternak sapi perah bakal bisa bernafas lega. Dengan harga beli tersebut peternak sapi bisa memiliki margin keuntungan.
Selain itu imbas positif yang bisa dipetik peternak jika harga beli susu mendekati ideal maka peternak bisa membeli pakan maupun benih sapi yang bagus. Jika pakan dan bibit sapi bagus maka produkstivitas juga akan meningkat.
“Kami sudah menyampaikan tuntutan tersebut dalam aksi demo di Kantor Menko Ekuin, Rabu (24/4/2013).
Harapannya pemerintah segera mengeluarkan Perpres maupun SKB tiga menteri dalam hal ini Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan terkait dengan harga beli susu di tingkat IPS tersebut,” jelas dia.
Menurutnya bisa saja IPS tidak meluluskan permintaan tersebut dengan tidak menaikkan harga beli susu yang saat ini dikisaran Rp4.000 per liter dan bergantung pada susu impor.
Namun hal itu diakui GKSI sebagai langkah yang tidak ideal. IPS bisa saja bergantung pada susu impor. Namun untuk kepentingan jangka panjang keberadaan susu lokal tetap dibutuhkan.
“Karena sangat bergantung pada susu impor, harga jual susu impor secara otomatif juga akan menyesuiakan. Karena itu untuk kepentingan jangka panjang maka idealnya harga beli susu juga naik,” ujarnya.
Karena susu impor juga sangat bergantung dari faktor bea masuk maupun biaya transportasi. Karena itu langkah ideal yang harus diambil adalah menaikkan harga beli susu.
IPS bergantung pada susu impor karena pemerintah dalam kurun 3-4 tahun lalu memang pernah memberikan subsidi sehingga harga susu impor relatif lebih murah dibandingkan dengan susu lokal.