BISNIS.COM, JAKARTA—Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) akan menjalin kerjasama dengan tiga institusi dalam membuat rekam jejak kandidat Kapolri pengganti Jenderal Timur Pradopo.
Tiga institusi itu antara lain Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi Nasional dan Hak Asasi Manusia (Komnas Ham), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kerjasama itu diperlukan agar memberikan masukan [rekomendasi] kepada Kompolnas soal data dan identitas calon yang bersangkutan [petinggi Polri],” kata Komisioner Kompolnas Edi Putra Hasibuan kepada Bisnis saat dihubungi, Jumat (19/4/2013).
Menurutnya, kerjasama dengan PPATK, Komnas Ham, dan KPK, masing-masing adalah untuk mengetahui keterkaitan dengan rekening ilegal, indikasi adanya pelanggaran Ham, dan indikasi pernah melakukan korupsi.
Sementara itu, Komisioner Kompolnas lainnya, M. Nasser mengungkapkan kerjasama dengan ketiga insitusi tersebut dilakukan demi mendorong proses yang ideal dan mencapai kemandirian Polri.
Kompolnas akan menyelidiki masing-masing rekening kandidat Kapolri dalam menjalin kerjasama dengan PPATK, sedangkan kerjasama dengan Komnas Ham, Kompolnas mengharapkan Polri agar semakin mampu dan paham dalam mengatasi kekerasan di masyarakat. “Karena kekerasan pada umumnya bermasalah pada pelanggaran Ham,”
Sementara kerjasama dengan KPK, Kompolnas mendorong agar KPK mau bekerjasama dengan Polri untuk saling memperkuat sinergi dalam pemberantasan korupsi.
Sebelumnya, Nasser menyebutkan sebanyak tiga nama calon terkuat dari sembilan nama kandidat Kapolri, di antaranya Komjen Pol Sutarman, Komjen Pol Anang Iskandar, dan Komjen Pol Budi Gunawan.
“Ketiga polisi ini sudah digodok dan pasti akan diserahkan kepada Presiden,” katanya. (ra)