BISNIS.COM, JAKARTA--Kelompok sipil di Papua mendirikan Forum Sendawi untuk melawan proyek raksasa the Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang menghancurkan kehidupan masyarakat lokal sekaligus lingkungan, melalui pembuatan film feature pendek.
Aktivis cum pembuat film pendek asal Papua Wensislaus Fatubun mengatakan Forum Sendawi yang didirikan menjelang akhir tahun lalu digunakan oleh warga Marind untuk belajar soal wilayah tanah dan marga. Selain itu, forum itu digunakan untuk melawan proyek MIFEE.
"Cerita yang dihadirkan didiskusikan secara bersama-sama, akan sangat berguna untuk menemukan solusi dari perspektif orang Marind yang ditindas dengan kebijakan MIFEE," katanya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (17/4/2013).
Wensislaus mengatakan dirinya sejak kecil sering mendampingi orangtuanya yang menerima tamu baik itu peneliti, aparat pemerintah hingga perwakilan gereja di Kampung Yodom, Kabupaten Mappi, Papua. Menurutnya, para tamu itu sering mencatat apa yang menjadi keluhan warga, namun hingga kini tak ada perubahan di kampungnya.
Hal itulah, sambungnya, yang membuat dirinya dan beberapa rekannya untuk mendirikan Forum Sendawi, yakni untuk membangkitkan pengetahuan kaum tertindas untuk melawan. Pengalaman waktu kecil dulu, kata Wensislus, membuat dirinya sadar bahwa penyerapan pengetahuan yang dilakukan para tamu sebelumnya hanyalah untuk status sosial mereka sendiri, bukan untuk kepentingan masyarakat lokal.
Sendawi dalam bahasa Marind berarti angin yang bertiup dan memberikan kesejukan dan kehidupan. Menurut Wensislaus, perlawanan yang dilakukan forum itu adalah melalui pembuatan film dengan gaya bercerita dari kampung-kampung di Papua yang sangat kaya informasinya.
"Forum Sendawi, dengan tujuan untuk membangkitkan pengetahuan-pengetahuan kaum tertindas dan melawan dominasi informasi yang cenderung menindas mereka demi sebuah gerakan pembebasan," katanya lagi.
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menyatakan perampasan lahan telah dilakukan melalui proyek MIFEE yakni sekitar 1,2 juta hektar-2,5 juta hektar. Koridor ekonomi Papua-Maluku, seperti tertuang dalam program MP3EI, disebutkan bahwa akan menjadi pusat pengembangan pangan, perikanan, energi dan pertambangan nasional. Dan MIFEE adalah salah satu proyek yang termasuk dalam MP3EI.
"Melalui MIFEE, masyarakat Papua dipaksa untuk menerima penghancuran landasan hidup mereka yang dibangun di atas tanah atas nama pembangunan," demikian KPA. "Perempuan Papua menanggung dampak yang jauh lebih berat. MIFEE mencerabut akses dan kontrol mereka atas tanah serta sumber daya alam lainnya." (msb)