Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AGENDA PRESIDEN: SBY Gelar Rapat Tertutup BBM di Istana

BISNIS.COM, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat tertutup untuk mendengar hasil dari pembahasan kajian kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Kantor Presiden, Kamis."Kita mendengarkan dari arahan Presiden di

BISNIS.COM, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat tertutup untuk mendengar hasil dari pembahasan kajian kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Kantor Presiden, Kamis.

"Kita mendengarkan dari arahan Presiden di Bali pada 28 Maret, sekarang ini disampaikan pematangan sudah dilakukan," kata Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Firmanzah, Kamis (11/4/2013).

Menurut Firmanzah, rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Komite Ekonomi Nasional (KEN) dan Pertamina sebelumnya telah dimatangkan di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.

Saat ditanya mengenai kemungkinan kebijakan kenaikan harga BBM, Firmanzah mengatakan bahwa keputusan akhir masih dalam pembahasan. Ia juga tidak menampik kemungkinan adanya program kompensasi terkait pengurangan subsidi BBM.

"Kalau pada 2005 dan 2008 kita pernah melakukan adjustment harga memang kompensasi itu dibutuhkan apapun bentuknya," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memiliki program-program pro-rakyat antara lain beras untuk rakyat miskin, PNPM, beasiswa rakyat miskin, dan BOS. Ia juga menyebut peluang program kompensasi di bidang transportasi.

Terkait dengan antisipasi gejolak yang mungkin terjadi, Firmanzah menilai sosialisasi dan komunikasi menjadi faktor utama, namun pemerintah masih akan melihat aspek yang harus dipertimbangkan.

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono menyatakan pemerintah masih mematangkan kebijakan yang akan diambil dalam upaya mengurangi beban subsidi BBM.

Menurut presiden, bila harga BBM bersubsidi dinaikkan, maka akan berdampak pada inflasi yang melambung dan angka kemiskinan yang meningkat.

Presiden mengatakan bahwa pada saat harga BBM bersubsidi dinaikkan sebanyak dua kali pada 2005 dan satu kali pada 2008, harga barang dan jasa melambung tinggi. Namun ketika harga BBM kembali diturunkan pada 2008, harga barang dan jasa tidak mengikuti penurunan harga BBM.

"Jadi elastisitas harga barang dan jasa terhadap harga BBM itu rendah sekali," tukasnya.

Menurut presiden, bila kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi diputuskan, maka harus diikuti dengan pemberian kompensasi terhadap rakyat miskin. "Bagi saya memberi kompensasi kepada rakyat miskin manakala harga BBM naik itu harga mati," katanya.(msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper