Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Tingkat Inflasi Zona Euro Lambat

BISNIS.COM, FRANKFURT—Pertumbuhan tingkat inflasi Zona Euro pada Maret 2013 lebih lambat dari estimasi para ekonom karena kenaikan harga jasa yang naik tinggi diimbangi oleh penurunan harga energi.

BISNIS.COM, FRANKFURT—Pertumbuhan tingkat inflasi Zona Euro pada Maret 2013 lebih lambat dari estimasi para ekonom karena kenaikan harga jasa yang naik tinggi diimbangi oleh penurunan harga energi.

Kantor statistik Uni Eropa di Luksemburg pada Rabu (3/4) melaporkan tingkat kenaikan harga di 17 negara pengguna mata uang euro itu mencapai 1,7% pada bulan lalu, turun dari Februari 2013 sebesar 1,8%.

Inflasi tersebut lebih rendah dari estimasi nilai tengah 44 ekonom yang disurvei Bloomberg untuk Maret 2013 yakni 1,6%. Tingkat inflasi bergerak ke bawah pagu Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 2% pada Februari 2013 untuk pertamakalinya dalam dua tahun terakhir.

Dewan Pemerintahan ECB akan mengadakan pertemuan bulanan pada Kamis (4/4) untuk memutuskan suu bunga acuan setelah kisruh Siprus yang menggiring nilai tukar euro hingga level terendah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun ini.

Presiden ECB Mario Draghi mengatakan (7/3) bahwa tekanan harga masih ada dengan perkiraan tingkat inflasi rata-rata sekitar 1,6 persen untuk tahun ini karena ekonomi yang lemah.

“Di atas kertas, masih ada ruang bagi pemangkasan suku bunga acuan. Di sisi lain, Anda bisa bilang kebijakan itu tidak akan berguna dan hanya menghabis-habiskan amunisi jika krisis utang ternyata semakin memburuk,” kata Thilo Heidrich, ekonom Deutsche Postbank AG.

Berdasarkan estimasi nilai tengah 56 ekonom yang disurvei Bloomberg, ECB diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan pada level terendahnya, yakni 0,75%, dalam rapat pada bulan ini. ECB telah mempertahankan suku bunga acuan pada level tersebut sejak Juli 2012.

Harga energi dilaporkan naik 1,7% pada Maret 2013 setelah naik 3,9% pada bulan sebelumnya. Harga makanan, alkohol, dan tembakau naik 2,7%, sama seperti Februari 2013, sedangkan harga jasa naik 1,9% setelah naik 1,5% pada bulan sebelumnya.

Krisis utang Eropa kembali memanas pada bulan lalu setelah para menteri keuangan memutuskan untuk mengenakan pajak bagi deposan di bank-bank Siprus untuk memberikan paket dana bantuan sebesar 10 miliar euro atau US$12,8 miliar kepada negara tersebut.

Michael Sarris pada Selasa (2/4) mengundurkan diri dari posisi menteri keuangan Siprus setelah membantu membereskan kesepakatan bailout final dengan para kreditur, yang akhirnya hanya mengorbankan deposan tidak terjamin di dua bank terbesar di Siprus.

Kekhawatiran akan bailout Siprus sempat memperkuat euro pada pekan lalu hingga di bawah US$1,28 untuk pertamakalinya dalam 4 bulan terakhir. Euro diperdagangkan pada US$1,2751 pada 27 Maret 2013, terendah sejak 21 November 2012.

Euro telah melemah sejak awal pekan ini di tengah spekulasi ECB akan memanfaatkan rapat bulan ini untuk menyampaikan peluang pemberian stimulus ekonomi berikutnya. ECB pada bulan lalu merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonominya.

“Pada 2013 kegiatan ekonomi akan pulih secara bertahap, didukung oleh penguatan permintaan global dan langkah kebijakan moneter kami yang akomodatif,” kata Presiden ECB Mario Draghi pada 7 Maret 2013. (Bloomberg)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Editor : Others
Sumber : A. Puja R. Altiar/Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper