Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRAGEDI FUKUSHIMA: Bangsa Jepang kini benci nuklir

BISNIS.COM, JAKARTA--Peristiwa meledaknya reaktor nuklir Fukushima pada 2011 membawa dampak yang cukup berarti, dan menimbulkan banyak perubahan bagi masyarakat Jepang.

BISNIS.COM, JAKARTA--Peristiwa meledaknya reaktor nuklir Fukushima pada 2011 membawa dampak yang cukup berarti, dan menimbulkan banyak perubahan bagi masyarakat Jepang.

Misalnya timbul kampanye anti nuklir dalam masyarakat Jepang, serta wacana untuk menghentikan semua kegiatan energi nuklir. Hal itu juga menimbulkan ketakutan terhadap nuklir di negara lain, termasuk Indonesia.

Usai peristiwa naas tersebut, dari 52 unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang ada di Jepang, hanya dua yang beroperasi. Selebihnya, ditempatkan pada posisi idle.

"Kami sedang menunggu keputusan boleh tidaknya dioperasikan lagi. Secara pararel sedang dikaji ulang dari sisi faktor keselamatan operasionalnya," kata T. Mukaiyama dari Japan Atomic Industrial Forum (JAIF) International Cooperation Centre, dalam diskusi Fukushima Nuclear Accident, yang diadakan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Kamis (7/3/2013), di Jakarta.

Menurut Mukaiyama, dampak sosial dihentikannya PLTN di Jepang sudah dirasakan banyak pihak. Misalnya naiknya biaya energi dan terhambatnya ekonomi, karena sebanyak 30% energi bergantung kepada nuklir.

Dia menjelaskan saat ini pembicaraan tentang PLTN menjadi hal yang sangat sensitif di negaranya.

Kepala Batan Prof. Djarot Wisnubroto, menuturkan di Indonesia, wacana pemanfaatan energi nuklir untuk mengatasi peningkatan kebutuhan energi, juga mengundang perdebatan.

Kecelakaan Fukushima Daiichi yang diakibatkan tsunami, katanya, dijadikan justifikasi energi nuklir tidak cocok untuk Indonesia. "Seakan-akan seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda tsunami," ujarnya.

"Padahal, di Tanah Air, daerah yang berpotensi tsunami membahayakan ada pada daerah tertentu saja," ujar Djarot.
Dia menjelaskan daerah yang rawan tsunami itu umumnya terletak di pantai barat Sumatra, selatan Jawa dan Nusa Tenggara, serta sisi utara wilayah Indonesia bagian timur.

Adapun PLTN untuk Indonesia, rencananya dibagun di daerah yang potensi tsunami dan gempanya rendah. Misalnya di kawasan pantai yang umumnya menghadap ke laut Jawa.

"Kecelakaan Fukushima memberi banyak pelajaran bagi kita, mengenai pentingnya faktor gempa dan tsunami dalam desain baru PLTN. Kecelakaan tersebut menunjukkan pentingnya penetapan lokasi (sitting) yang aman, dengan desain yang lebih baik lagi, dan memperhitungkan segara potensi bahaya sekecil apapun," ungkapnya.

Pembangunan PLTN, tambahnya, juga memperhatikan banyak faktor. Diantaranya vulkanologi, klimatologi, demografi, dan lainnya.(msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Editor : Others
Sumber : Rahmayulis Saleh
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper