BISNIS.COM, BRUSSELS—Para menteri keuangan Eropa membuka jalan bagi kebijakan pelonggaran anggaran menyusul semakin kerasnya penolakan terhadap kebijakan pengetatan anggaran yang kembali mengganggu stabilitas pasar.
Hasil pemilihan umum Italia yang buntu, penolakan Prancis untuk kembali memangkas anggaran, dan unjuk rasa anti pemotongan anggaran kesejahteraan di negara-negara Eropa selatan menunjukkan kebijakan penghematan tidak diinginkan.
“Pelemahan ekonomi mungkin membenarkan sejumlah kasus yang mempertanyakan tenggat waktu koreksi defisit yang berlebihan,” kata Komisaris Moneter Uni Eropa Olli Rehn pada Senin malam (4/3) setelah pertemuan menteri keuangan Zona Euro di Brussels.
Sementara itu, Menteri Keuangan Prancis Pierre Moscovici mengatakan menolak kembali pemangkasan anggaran yang lebih dalam. “Kami tidak ingin menambah penghematan menjadi resesi,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemilu Italia pada bulan lalu, Perdana Menteri Mario Monti, yang telah menerapkan kebijakan penghematan, memperoleh jumlah suara terendah dibandingkan kandidat penantang yang menentang kebijakan tersebut.
Imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) Italia berjangka 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 4,88% pada perdagangan Senin (4/3). Kanselir Jerman Angela Merkel menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap hasil keputusan tersebut.
“Kita baru sedikit mengkonsolidasikan anggaran, tapi kita sudah selalu membicarakan soal pertumbuhan dan sepertinya tidak punya jawaban dari mana pertumbuhan itu bisa diperoleh,” kata Merkel pada Senin malam (4/3) di pameran teknologi CeBIT di Hanover.