JAKARTA: Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara yang memperoleh manfaat sangat besar dari memanasnya sejumlah negara di Timur Tengah yang sedang bergolak (Arab Spring) dalam 2 tahun terakhir ini.
Manfaat berupa aliran dana dari masyarakat di kawasan Arab Spring tersebut berjumlah tidak kurang dari 30 miliar dirham atau setara US$8,2 miliar selama periode pergolakan tersebut.
Fakta tersebut, merupakan pengungkapan untuk pertama kalinya, disampaikan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Perdana Menteri sekaligus penguasa Dubai, saat membuka Pertemuan Puncak Pemerintahan awal pekan ini seperti diberitakan koran Arab News dari Arab Saudi.
Pelarian modal dalam jumlah cukup besar itu berasal dari Mesir, Tunisia, Syria, Yaman, negara Arab lainnya sejak 2011 ketika kisruh politik dan ekonomi mulai melanda kawasan itu. Mereka memilih UEA sebagai tujuan pelarian modal karena negeri itu dianggap stabil dan merupakan pusat keuangan dunia yang baru.
Namun, Sheikh Mohammed menolak anggapan bahwa UEA memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dari fenomena Musim Semi Arab tersebut, karena bagi dia lebih menguntungkan jika kawasan Timur Tengah tetap dalam kondisi damai.
"Kalau kawasan ini damai, aliran dana dari negara-negara tersebut mungkin malah dapat melampaui US$30 miliar."
Dia tidak merinci dalam bentuk apa pelarian modal dari kawasan Arab Spring itu, namun berbagai sumber mengungkapkan bahwa selain menyimpan dalam deposito di berbagai bank di UEA, aliran modal tadi juga masuk ke sektor usaha pada umumnya termasuk realestat. (bas)(Foto:pakistandailysun.com)