JAKARTA--Jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) mewaspadai gerakan militer China terkait dengan konflik sembilan titik penangkapan ikan di laut China Selatan.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan China memang pernah mengklaim sembilan titik daerah penangkapan ikan tradisional.
Hanya, kata dia, kondisi itu perlu disikapi hati-hati. "Jangan sampai klaim perikanan menjadi klaim wilayah," ujarnya di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (29/1).
Agus menegaskan pihaknya sangat hati-hati dan sudah melayangkan protes ke China. Meski demikian setelah itu sampai saat ini TNI belum mendapati kapal asing masuk ke Natuna. "Dulu memang pernah ada pengawalan."
Sementara guna meningkatkan keamanan pertahanan, lanjut dia, TNI membangun pertahanan di Natuna. Sistem pertahanan ada dari Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Guna menegaskan batas negara, lanjut dia, pihaknya juga membangun 13 pos pertahanan di darat dan satu pos di pulau terluar. Dari sejumlah pos itu ada yang akibat pergeseran maupun pos baru.
Perbaikan pos itu agar meningkatkan fasilitas prajurit di perbatasan. Sementara guna menekan konflik di perbatasan, TNI juga menggelar patroli integrasi dengan Malaysia dan Singapura. (faa)