Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEMPA BUMI: 157 Juta Penduduk Hidup di Daerah Bencana

JAKARTA: Sebanyak 157 juta penduduk yang hidup di 386 kabupaten/kota, diperkirakan terancam jiwanya karena bencana gempa bumi dan tsunami.

JAKARTA: Sebanyak 157 juta penduduk yang hidup di 386 kabupaten/kota, diperkirakan terancam jiwanya karena bencana gempa bumi dan tsunami.

Walau kejadian bencana tersebut tidak dapat diprediksi dan sering bersifat mendadak, masyarakat harus tetap mewaspadai tanda-tanda kehadirannya di wilayah masing-masing

"Ratusan kabupaten tersebut berada di daerah rawan tinggi, dan sangat tinggi gempa," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini, Kamis (20/12/2012), saat menyampaikan Evaluasi Penanggulangan Bencana 2012, Prediksi dan Antisipasi Bencana 2013, di Jakarta.

Selain itu, katanya, tren kejadian puting beliung pada tahun depan akan terus terjadi, bahkan cenderung meningkat. Terutama pada periode Maret-April 2013. Penyebabnya antara lain meningkatnya pengaruh perubahan iklim global dan antropogenik.

Sutopo menjelaskan potensi tsunami terdapat di 233 kabupaten/kota, dengan penduduk 5 juta jiwa yang berada pada daerah rawan tsunami.

Mengenai erupsi gunun gapi, Sutopo mengatakan tidak dapat diprediksi untuk jangka panjang. Beberapa watak letusan gunungapi kini sudah berubah.

Menurut dia, yang harus diperhatikan adalah sebanyak 6 gunung berstatus siaga atau level III. Yaitu Gunung Raung, Rokatenda, Sangeangapi, Lokon, Karangetan, dan Ijen.

Selan itu juga ada 13 gunung berstatus waspada atau level II. Yaitu Gunung Gamalama, Bromo, Talang, Krakatau, Kerinci, Gamkonora, Ibu, Papandayan, Ili Lewotolo, Sinabung, Dukono, Semeru, dan Marapi.

"Gunung Lokon diperkirakan masih memiliki energi untuk terjadi letusan, seperti yang terjadi selama ini," ungkapnya.

Hingga saat ini, katanya, belum ada teknologi yang bisa mendeteksi secara dini kejadian puting beliung, seperti halnya tsunami.

"Padahal teknologi ini sangat diperlukan, mengingat cakupan terjangan puting beliung hanya kurang dari 2 km, waktu kejadian kurang dari 10 menit, dan tidak semua awan cumulonimbus selalu menimbulkan puting beliung," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa BNPB, Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sudah melakukan diskusi mengenai hal ini.

"Hasilnya, memang belum ditemukan teknologi peringatan dini puting beliung," ungkapnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Adhitya Noviardi
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper