JAKARTA-Tindak pidana korupsi di Tanah Air masih tergolong sangat tinggi jika mengacu pada skor Corruption Perception Index yang dilansir oleh Transparancy International Indonesia.
“Dengan rentang skor 1 hingga 10, di mana skor 1 menunjukkan negara dengan korupsi yang sangat tinggi dan skor 10 negara yang dinilai bersih dari korupsi. RI berada pada skor 3 di tahun 2011. Meski terdapat peningkatan skor dari 2,3 dari 2007, peningkatan itu belum bisa disebut progresif dan signifikan,” kata Ketua KPK Abraham Samad saat membuka konferensi anti-korupsi bertemakan “Principles for Anticorruption Agencies" di Hotel JW Marriot, hari ini (26/11).
Abraham menilai korupsi tidak hanya mempunyai dampak pada ekonomi tapi juga sosial dan moral. Ada beberapa penyebab yang membuat lembaga anti korupsi di berbagai negara gagal. Salah satunya adalah ketiadaan dukungan pemerintah dan hal tersebut terjadi di beberapa negara.
“Kegagalan banyak disebabkan oleh ketiadaan dukungan pemerintah, tekanan bikin nggak maksimal seperti di Nigeria, Mongolia dan Afghanistan,” katanya.
Dia mengemukakan meskipun skor, peringkat dan metode itu tidak dapat secara serta-merta menggambarkan kondisi nyata suatu negara, namun posisi atau peringkat itu telah menggambarkan dengan tepat bahwa tindak pidana korupsi di Tanah Air tinggi, masif dan luas. (09/yus)
