MATARAM: Sejumlah pejabat pemerintah dan petinggi keamanan di Nusa Tenggara Barat ramai-ramai menyeru kepada warga agar tidak bermain hakim sendiri, menyusul tewasnya lima orang yang dituduh sebagai penculik anak.Seruan itu disampaikan melalui berbagai forum, termasuk iklan dalam ukuran cukup besar di media cetak maupun media elektronik setempat. Tak hanya itu, aparat keamanan dikabarkan sedang mengejar empat terduga provokator isu menyesatkan tersebut.Peristiwa yang mulai merebak Sabtu dan Minggu pekan lalu itu dipicu oleh SMS berantai maupun provokasi melalui media sosial seperti facebook dan twitter, yang isinya a.l. mengabarkan bahwa saat ini sedang bergentayangan para penculik anak di wilayah tersebut, sehingga masyarakat diminta waspada.Namun, sejumlah warga merespons isu tersebut dengan cara main hakim sendiri. Sejumlah orang yang dianggap asing di suatu wilayah tertentu menjadi korban dari isu tidak bertanggung jawab tersebut.Setidaknya tiga orang tewas dan satu mobil Avanza dibakar massa, dua orang dianiaya hingga tewas, dan beberapa orang masih dirawat di rumah sakit.Asisten Gubernur NTB bidang Pemerintahan, Hankam, dan Pers Ridwan Hidayat mengemukakan provokasi massa ini tampaknya dilakukan oleh orang atau kelompok yang tidak menginginkan kemajuan yang dicapai oleh masyarakat NTB."Mereka ingin memecah belah masyarakat yang selama ini sudah kondusif menjalankan berbagai program pembangunan, sehingga kami berhasil mencapai berbagainprogramyang direncanakan.. Kami berterima kasih kepada media massa yang turut meredam gejolak masyarakat berkaitan dengan isu yang bermuara pada jatihnya korban tidak bersalah tersebut," ujar Ridwan di sela-sela pelantikan pengurus baru Serikat Perusahaan Pers (SPS) cabang NTB.Menurut Ketua SPS cabang NTB Ismail Husni, aksi provokasi oleh orang atau kelompok yang tidak menyukai kemajuan di NTB ini bukan hal baru, dan cukup sering terjadi. Karena itu, tuturnya, anggota SPS diharapkan untuk turut menjaga momentum pertumbuhan wilayah NTB yang sedang bagus."Saat ini, frekuensi perjalanan ke wilayah NTB semakin tinggi, seringkali warga kesulitan memperoleh penerbangan dari dan menuju NTB. Provokasi semacam itu jelas mengancam dinamika kemajuan perekonomian kami yang tahun ini tumbuh sekitar 12%," ungkap Ismail.Berdasarkan jajak pendapat yang diselenggarakan Lombok Post terhadap sejumlah remaja di wilayah itu, terungkap bahwa 93,33% responden mengetahui isu penculikan anak tersebut, 43,3% memercayai isu itu, tapi hanya 13,3% yang menganggap isu tersebut benar adanya.Akibatnya, masih berdasarkan polling tadi, 40% remaja bersikap waspada terhadap orang asing dan sekitar 50% orang tua di wilayah itu mengharapkan putra-putri mereka untuk menjaga diri dengan baik. (Faa)
Isu Penculikan merebak di NTB, 5 tewas dikeroyok massa
MATARAM: Sejumlah pejabat pemerintah dan petinggi keamanan di Nusa Tenggara Barat ramai-ramai menyeru kepada warga agar tidak bermain hakim sendiri, menyusul tewasnya lima orang yang dituduh sebagai penculik anak.Seruan itu disampaikan melalui berbagai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ahmad Djauhar
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium